SOLOPOS.COM - Dewan Penasehat Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri, Taguh Subroto, saat memberikan pelatihan budidaya porang kepada para pemuda atau generasi milenial. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Belasan pemuda di Wonogiri mulai belajar budidaya porang di bawah bimbingan Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri. Dalam waktu satu tahun, mereka diharapkan bisa membudidayakan porang sendiri.

“Sejak tiga pekan lalu saya mulai mendidik belasan generasi milenial untuk menanam porang. Yang ikut baru pemuda di sekitar lingkungan saya, Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono,” kata Dewan Penasehat P3N Cabang Wonogiri, Teguh Subroto, kepada Solopos.com, Senin (2/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teguh menuturkan, generasi milenial yang ikut bertani porang latar belakangnya bermacam-macam. Ada yang baru saja lulus SMK dan SMA. Karena tidak ada kegiatan, mereka tertarik bergabung. Bahkan ada yang masih siswa SMK.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: PPKM Level 4 di Sragen Kemungkinan Diperpanjang 1 Pekan, Tapi…

“Siswa SMK itu seharusnya ada jadwal magang. Namun karena masih PPKM dan pembelajaran jarak jauh [PJJ], mereka akhirnya memilih ikut belajar budidaya porang,” ungkap dia.

Selain 15 pemuda dari Desa Jatisari, menurut Teguh, beberapa waktu lalu ia menerima kunjungan para pemuda yang tergabung dalan karang taruna dari Kecamatan Giriwoyo dan Kecamatan Jatipurno, Wonogiri. Tujuan mereka juga untuk belajar budidaya porang.

Pembelajaran yang diterapkan kepada generasi milenial itu berupa teori dan praktek lapangan. Mulai dari tata cara mengolah lahan, pembuatan pupuk kompos dari kotoran kambing dan ayam hingga diajak mencangkul ke tegalan atau kebun porang.

“Saat belajar porang di tegalan kami bayar juga. Jadi dapat ilmu, juga dapat penghasilan. Bekerja sambil belajar. Kami tidak bisa memanfaatkan tenaga tanpa memberi gaji. Satu tahun ke depan harapannya mereka sudah bisa mengembangkan di kebun masing-masing,” ujar dia.

Baca Juga: Turis Inggris Emosi Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Mahal

Menurut Teguh, tidak ada hal yang sulit saat memberikan arahan budidaya porang kepada para milenial di Wonogiri. Pada dasarnya hanya butuh tekad dan kebiasaan. Yang terpenting membangun karakter pemuda agar suka bekerja. Saat mereka lulus sekolah sudah siap mengelola lahan masing-masing.

“Saat kami ajari, mereka semangat dan asyik. Dengan upah yang didapat mereka menikmati. Kegiatan di kebun juga tidak masalah. Justru di kebun ternyata menarik milenial. Kami siapkan generasi petani,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya