SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Mantan pejabat Pemkot Solo diduga melakukan upaya penyuapan kepada elemen masyarakat yang selama ini getol menolak rencana pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari, Solo. Bahkan, kalangan masyarakat yang konsisten menolak pembangunan mal juga ditawari pengelolaan parkir asal tidak melaporkan kasus Saripetojo ke kepolisian dan menghentikan aksi unjuk rasa.

Penelusuran Espos di lapangan, menyebutkan sejumlah budayawan yang selama ini getol menolak rencana pembangunan mal Ramayana mengeluhkan ulah mantan pejabat berinisial YS. Pejabat yang pensiun belum genap tiga bulan itu kerap menawarkan jalan damai setiap kali kalangan budayawan menggelar aksi unjuk rasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Kami ini ditawari uang dan dikasih jatah lahan mengelola parkir asal jangan demo terus,” kata Presidium Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN), Agus Anwari, saat menggelar evaluasi arah perjuangan para budayawan menyangkut Saripetojo di Balai Soedjatmoko Solo, Selasa (12/7/2011). Selain Agus Anwari, hadir pula dalam acara tersebut antara lain Ardus M Sawega, Wawan Setiawan, HM Sungkar serta Heru. Dikisahkan Anwari, beberapa hari sebelum KPCBN melaporkan kasus Saripetojo ke kepolisian, warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Solo (FKMS) diminta membatalkan aksi.

Ekspedisi Mudik 2024

Pasalnya, dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Jateng akan mengundang FKMS untuk berunding soal pembagian dana dan bagi-bagi pengelolaan lahan parkir. ”Jumlahnya Rp 300-an juta,” ujarnya.
Mendengar permintaan tersebut, arah gerakan FKMS pun pecah karena sebagian menyetujui tawaran itu. Namun, Anwari bersama HM Sungkar bergerak sendiri dan mengatasnamakan KPCBN melaporkan kasus Saripetojo ke Polresta Solo, Jumat (24/6/2011) lalu. ”Kami memang hanya dua orang saat melaporkan kasus itu karena lainnya melempem setelah dengar tawaran mau dikasih uang,” paparnya.

Rapat evaluasi merekomendasikan sikap KPCBN tetap solid menolak tawaran suap dari pihak manapun. Bahkan, mereka juga terus memantau sikap Walikota Solo, Joko Widodo terkait polemik Saripetojo. Selain itu, mereka juga menolak rekomendasi Tim Independen yang dinilai melampau batas kewenangannya dan tak konsisten. ”Bahkan kami nilai rekomendasi Tim Independen sangat menyesatkan,” tegas Wawan Setiawan.

Rencana pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo juga menimbulkan perpecahan di lingkungan warga Jantirejo. Meski sebagian warga tetap gigih menolak mal di Saripetojo, namun sebagian warga rupanya sepakat dengan rencana pembangunan mal. ”Warga memang terpecah sikapnya. Namun, kami dari Pawarjan tetap menolak mal dengan sekian pertimbangannya,” kata Wakil Ketua Pawarjan, Andri Albicia.

asa/aak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya