SOLOPOS.COM - Chocotin Cokelat Tawangmangu. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO– Pasangan suami istri asal Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Bagas Handoko, 34 dan Tri Hardina, 32, sukses mengelola bisnis cokelat yang kini digandrungi menjadi buah tangan bagi para wisatawan saat berkunjung di kawasan wisata Tawangmangu.

Produk dengan brand nama Chocotin Cokelat Tawangmangu ini merupakan satu dari 50 peserta UMKM dan lolos mendapat pendampingan Virtual Expo 2021. Event yang merupakan kerja bareng Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo dan Solopos Media Group tersebut menyasar UMKM Soloraya agar go digital.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Usaha yang dirintis Desember 2019 lalu, sempat mengalami keterpurukan karena terdampak pandemi Covid-19. “Januari 2020 kita mulai meluncurkan produk Chocotin ke pasaran. Baru berjalan tiga bulan ada pandemi Corona sampai akhirnya sempat berhenti produksi selama tiga bulan lamanya,” kata Tri Hardina ketika berbincang dengan Solopos.com pada Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: Potong 85 Hewan Kurban, Pertamina Sebar 8.026 Paket Daging di Jawa Tengah dan DIY

Padahal tiga bulan awal berjalan, usahanya sukses menarik pembeli yang mayoritas merupakan wisatawan dengan menjadikan buah tangan. Di awal tiga bulan pertama produk dipasarkan saja, ia mampu meraup omzet hingga Rp2 juta lebih per bulannya.

Namun sayangnya pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020 lalu. Usaha yang baru dirintis inipun terdampak hingga berhenti berproduksi. Dia dan suami baru mulai memberanikan diri kembali memproduksi Chocotin sekitar Agustus 2020.

“Dari semula produk kami titipkan ke tempat-tempat oleh-oleh sampai diperluas ke tempat makan dan restoran di kawasan Tawangmangu. Dan Alhamdulillah ada respons baik dari pasar,” kata dia.

Baca Juga: 6 Aplikasi Menabung Online Enggak Pakai Ribet!

Chocotin Cokelat Memanfaatkan Hasil Bumi Tawangmangu

Chocotin Cokelat Tawangmangu. (Istimewa)

Usaha Chocotin Cokelat Tawangmangu ini lambat laun mulai bangkit. Hingga kini omzet penjualannya sudah mencapai Rp5 juta per bulannya. Produk Chocotin yang dibuat juga mulai dikembangka.

Dari semula hanya memproduksi Chocotin rasa buah tin, kini ada empat varian rasa lain. Yakni Chocotin Ubi Ungu, Kopi Lawu, Kismis dan Pure Dark. Hanya saja untuk Chocotin buah Tin sementara ini berhenti diproduksi karena kesulitan bahan baku.

“Sementara ini ada empat varian yang kita produksi, ubi ungu, kismis, kopi lawu dan pure dark,” katanya.

Empat varian produk Chocotin Cokelat Tawangmangu ini banyak dilirik sebagai buah tangan bagi para wisatawan di Tawangmangu. Rasa cokelat yang khas perpaduan baik ubi ungu, kopi lawu, kismis ini menggugah para pecinta cokelat dengan rasa berbeda. Harga yang dibanderol pun cukup ramah dikantong. Untuk satu bungkus satu cokelat kecil dijual senilai Rp15.000 dan besar Rp25.000.

Baca Juga: KAI Gelar Anugerah Jurnalistik Berhadiah Puluhan Juta Rupiah

“Cokelat yang kita tahu selama ini kan hanya itu-itu saja, tapi ini cokelat dengan rasa ubi ungi atau kopi lawu belum pernah ada,” katanya.

Dengan memanfaatkan hasil bumi di Tawangmangu seperti ubi ungu dan kopi lawu ini, pasangan Bagas Handoko dan Tri Hardino sukses menggaet pasar wisatawan di sana. Kini pasutri tersebut tengah fokus mengembangkan produk Chocotin ke luar daerah melalui pasar online.

“Mudah-mudahan bisa diterima masyarakat luas,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya