SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengaku menerima pesan Whatsapp dari sejumlah pelajar SD hingga SMA/SMK tentang kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehari, Bupati mengaku menerima pesan dari lima hingga sepuluh orang.

Buruh Sukoharjo Tolak Omnibus Law RUU Cipta Lapangan Kerja, Ini Poin-Poin Tuntutannya

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cerita itu disampaikan saat orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menghadiri acara bersama Pengadilan Tinggi Jawa Tengah di Hotel Nava Tawangmangu pada Selasa (1/9/2020). Bupati sempat menunjukkan isi pesan WhatsApp dari sejumlah pelajar itu. Seperti ini, bunyinya.

"Pak, mangkel aku nang omah. Kapan masuk ya, Pak? Guru kok ngasih tugas banyak sekali ya, Pak? Kalau tidak dikerjakan marah," kata Bupati membacakan pesan dari salah satu pelajar SD di Kabupaten Karanganyar.

Dia beralih ke pesan lain. Pesan yang disampaikan oleh pelajar SMP. "Ini kapan ya, Pak? Saya ada kendala hlo Pak, kula. Hla niku guru maringi tugas kathah niku, Pak. Pripun niki [Itu guru memberi tugas banyak, bagaimana ini pak?]," ujar Juliyatmono membacakan isi pesan siswa tersebut.

Gibran dan Teguh Akhirnya Bertemu Achmad Purnomo di Rumah Jl Bhayangkara Solo, Rudy Terharu...

Minta Pembelajaran Tatap Muka

Ada juga siswa yang menyinggung cara gurunya memberikan pembelajaran dan tugas-tugas. Bahkan, sejumlah siswa menagih rencana Pemkab Karanganyar menyelenggarakan pembelajaran tatap muka pada September.

"Hla tapi guru menyuruh ngumpulin [tugas] secepatnya gitu. Pak, kalau kayak gitu gimana, Pak. Tugas tiap hari. Satu belum selesai, sudah ada lagi. Saya itu pusing, Pak. Trus kata pak guru September masuk, trus enggak jadi," ungkap Yuli, sapaan akrabnya, masih membacakan isi pesan Whatsapp dari siswa.

Ada juga pelajar SMK yang bercerita bahwa mendapat nomor handphone Bupati dari temannya. Dia mengeluh kesulitan memahami mata pelajaran selama PJJ. "Hlo, Pak banyak materi yang enggak masuk ke otak. Kadang-kadang guru lupa kasih tugas. Kalau kasih tugas langsung banyak," ungkapnya.
Tiba-tiba, Bupati terkekeh saat membaca pesan salah satu akun. "Selamat siang, Pak. Pak, paketan saya habis," tutur dia.

96 Warga di Wonosari Klaten Ikut Tes Swab Massal

"Iki cah-cah yen Whatsapp ki dowo-dowo tur ora langsung tapi sithik-sithik. Aku kesel jawabi WA-ne cah-cah. Ya aku jawab, sing sabar. Corona jik akeh. Nek wis suda [kalau sudah berkurang], mlebu [sekolah]. Nang omah yo jaga kesehatan. Tugas dikerjakan semampunya ya," ujar dia.

Bupati menegaskan bahwa Pemkab tidak akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka selama zona Covid-19 di Kabupaten Karanganyar masih merah. Yuli juga mengingatkan pihak sekolah maupun guru tidak memaksakan pembelajaran terhadap siswa. Terutama berkaitan dengan tugas.

Tugas Terlalu Banyak

"Kami pernah mencoba kegiatan belajar mengajar ringan lewat Radio Swiba. Kan tidak perlu pakai kuota. Masih ada yang mengeluh. 'Hlo ini setiap hari masih diberi tugas, enggak ada berhentinya, Pak. Murid-murid kelelahan akibat tugas yang diberikan guru terlalu banyak. Tidak ada waktu luang untuk kegiatan lain," ujar Bupati membacakan pesan dari siswa lain.

Beredar Kabar Razia Masker Sasar Pelajar Sragen Digelar Malam Hari, Bupati Yuni Kaget!

Ada juga siswa yang merasa tugas mendengarkan siaran di TVRI semakin membebani mereka menjalankan PJJ. Yuli memaklumi keluhan yang disampaikan seluruh pelajar selama PJJ. "Kabeh jenuh. Disamping tugas banyak, ora mudeng. Kan ora dijelaske. Beda dengan tatap muka. Kami minta ke Disdikbud agar guru memberikan tugas yang ringan-ringan," ungkapnya.

Yuli juga menyinggung program home visit terbatas atau secara berkelompok yang dilakukan sejumlah guru. Menurut dia, home visit menjadi salah satu solusi mengatasi kejenuhan.

Per hari 1 Dokter Meninggal Akibat Covid-19, Kapan Pandemi Berakhir?

Saat ini, para pelajar itu sementara waktu tidak bisa menyampaikan keluh kesah PJJ kepada Bupati. Akun WhatsApp Bupati Karanganyar dibajak dan digunakan untuk tindakan kriminal. Kasus tersebut muncul saat Bupati perjalanan pulang dari Tawangmangu. Seusai Bupati menunjukkan dan membacakan pesan dari sejumlah pelajar tentang PJJ. Kasus tersebut ditangani Polres Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya