SOLOPOS.COM - Infografis Kuliner Anjing Solo (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO — Konsumsi olahan kuliner daging anjing bagi sebagian masyarakat di Kota Solo dan sekitarnya adalah hal biasa. Sate daging anjing konon dianggap memiliki manfaat meningkatkan stamina pria. Benarkah demikian?

Selama ini, daging anjing disebut sebagai olahan kuliner ekstrem yang hanya dikonsumsi segelintir orang. Bukan hanya di Kota Solo, ada beberapa wilayah di dunia yang cukup familiar dengan masakan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akan tetapi selama ini konsumsi daging anjing terus menuai polemik. Komunitas pencinta binatang menentang keras hal tersebut, lantaran anjing adalah hewan peliharaa, bukan untuk dikonsumsi.

Apalagi proses anjing diambil dagingnya untuk dimasak menjadi sate yang dianggap memiliki manfaat itu menunjukkan kekejaman.

Proses Masak

Feri Arifianto, mahasiswa program studi fotograsi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo pada 2017 lalu mengabadikan proses produksi, distribusi, dan konsumsi daging anjing melalui tugas akhir berjudul Sengsu.

Baca juga: Kenapa Kuliner Daging Anjing di Solo Disebut Sate Jamu?

Karya ilmiah itu ditulis berdasarkan observasi yang dilakukan di salah satu warung penjual olahan daging anjing di Komplang, Nusukan, Banjarsari, Solo. Laporan tersebut menceritakan detail proses produksi, distribusi, dan konsumsi daging anjing di Kota Solo.

Proses pengolahan daging anjing menjadi sengsu di warung yang berada di Solo itu diawali dengan memilih bahan baku utama, yaki anjing yang masih muda. Daging anjing muda dipilih karena teksturnya yang empuk.

Anjing itu kemudian dipindahkan ke kandang tanpa cahaya dan makanan sebelum akhirnya dibantai dengan cara dipukul dibagian belakang kepala. Kemudian kulit anjing dibakar untuk menghilangkan bulunya, dicuci, dan dipotong.

Sebelum dipotong, anjing yang sudah mati akan digantung dengan posisi kepala di bawah. Jagal biasanya akan memotong telinga anjing terlebih dahulu, dilanjutkan menggorok leher agar darah yang berada di dalam tubuh keluar.

Setelah itu kepala anjing dipotong dilanjutkan menyayat perut dan mengeluarkan isinya. Isi perut anjing itu dibersihkan dari kotoran dan sisa makanan yang kemudian dicampur dalam bahan masakan. Pemotongan dilanjutkan dengan memotong bagian paha atas, rusuk, tulang belakang, dan paha belakang.

Baca juga: Wadaw! Konsumsi Daging Anjing di Solo Tertinggi Se-Indonesia

Semua potongan daging anjing ini biasanya dicincang untuk rica-rica, kecuali bagian paha belakang yang diolah menjadi sate karena memiliki daging yang tebal.

Daging anjing yang telah dipotong kemudian dibumbui dengan bumbu rahasia, termasuk untuk olahan sengsu khas solo. Butuh waktu sekitar dua hingga tiga jam untuk memasak daging anjing sampai empuk.

Setelah itu daging anjing dibawa ke warung di Solo untuk dijajakan menjadi berbagai olahan, yakni sate jamu, rica-rica, maupun sengsu yang diklaim memiliki manfaat bagi kejantanan. Benarkah?

Baca juga: Benarkah Daging Anjing Bisa untuk Meningkatkan Stamina Pria?

Manfaat Sate Daging Anjing

Sampai saat ini manfaat mengonsumsi daging anjing masih menjadi perdebatan. Meskipun ada yang menyebut olahan kuliner ekstrem ini dapat meningkatkan stamina, tekanan darah, menghangatkan tubuh, serta menambah energi.

Manfaat daging anjing tersebut masih menjadi kontroversi. Mengingat banyak pihak melarang mengonsumsi daging binatang tersebut karena banyak bahaya di dalamnya.

Dikutip dari laman Onegreenplanet.org, Senin (13/6/2022), mengonsumsi daging anjing dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Mulai dari rabies, kolera, infeksi bakteri, resistensi antibotik, hingga trichinosis, penyakit yang disebabkan bakteri parasit pada daging anjing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya