SOLOPOS.COM - Kawasan wisata Malioboro Jogja. (Liputan6.com)

Solopos.com, JOGJA – Kawasan Malioboro yang menjadi ikon Kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi sorotan. Para pelaku usaha di sana tampak menunjukkan gelagat kurang ramah kepada wisatawan.

Hal ini ditandai dengan kisah sedih berisi keluhan wisatawan yang menjadi korban pelaku usaha nakal di kawasan tersohor itu. Kabar pertama datang dari pemilik akun Facebook Endang Prasetyawati yang diunggah ke fanpage Info Cegatan Jogja pada Jumat (19/3/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam unggahannya dia mengungkapkan kisahnya saat membeli makanan jenis Wingko sebanyak sembilan tas di beberapa tenant milik PKL Teras Malioboro. Tapi sayangnya, setibanya di rumah, saat dibuka, wingko yang dibelinya itu telah berjamur dan tidak layak dikonsumsi.

“Pas ditanya bu ini wingkonya baru ndak bu, beliau2 bilangnya baru mbak masih fresh, nyatanya waktu tak buka semuanya jamuran , pdhal beli dari beberapa pedagang disitu,” tulis akun Endang Prasetyawati.

Baca juga: Tukang Becak Tipu Wisatawan di Jogja: Bilang Malioboro Pindah

Kisah kedua datang dari unggahan akun TikTok @perfectstrangers99 dengan memperlihatkan video seorang perempuan menceritakan pengalaman kurang mengenakkan saat berkunjung ke kawasan Malioboro Jogja.

Dia menceritakan kisahnya ditipu oleh pengayuh becak yang diminta mengantar ke kawasan Malioboro. Dia bersama rombongan kala itu berada di parkiran Titik Nol Kilometer dalam hal ini Taman Parkir Jalan Senopati. Kemudian ada tukang becak yang menawarkan jasa dengan tarif Rp10.000 untuk tiga orang dengan tujuan Malioboro.

Baca juga: Viral Tertipu Beli Wingko Berjamur, Ini Tips Belanja di Teras Malioboro

Saat di tengah perjalanan, mereka ditanya ke Malioboro tujuan belanja. Pengayuh becak tersebut justru mengantar ke lokasi tempat oleh-oleh yang dikatakan murah, yaitu ke home industri langsung. Namun, faktanya wisatawan itu justru diantar ke toko oleh-oleh yang harganya mahal. Saat diminta mengantar ke Malioboro, kata dia, sopir becak tersebut menyampaikan bahwa Malioboro sudah tutup.

“Saat kami minta antar ke Malioboro malah dijawab, Mbak Malioboro sudah tutup, sudah pindah, enggak ada sekarang Malioboro di Jogja. Kami minta ke Pasar Beringharjo juga katanya sudah tutup,” imbuhnya.

Akhirnya rombongan wisatawan ini menyewa taksi online karena sopir becak tersebut enggan mengantar sampai ke Malioboro. Padahal tujuan awal adalah wisatawan minta diantar ke Malioboro. Dia menyesalkan sikap para pengayuh becak yang mempersulit wisatawan saat akan berkunjung ke Malioboro.

Baca juga: Pedagang Teras Malioboro Jual Wingko Berjamur, Ini Tanggapan Pemda DIY

Malioboro Jogja

Berdasarkan catatan Harianjogja.com, jaringan Solopos.com, Malioboro adalah surganya belanja wisatawan. Dulu, trotoar di Malioboro dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar aneka dagangan, mulai dari produk fashion, suvenir, hingga aneka makanan untuk oleh-oleh dengan harga miring.

Para PKL akan dengan ramah menyapa wisatawan yang melintas dan menawarkan barang dagangan mereka. Tetapi, sejak Januari 2022, trotoar Malioboro Jogja berganti wajah. Tidak ada lagi ribuan lapak PKL.

Trotar itu kini telah bersih dari aktivitas jual beli. Para pedagang dipindahkan ke Teras Malioboro 1 dan 2 di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata dan Bioskop Indra. Jadi wisatawan tidak bisa lagi jalan-jalan sambil sekaligus belanja, karena lapak PKL sudah dilokalisasi di Teras Malioboro.

Kini Malioboro menjadi tempat wisata yang ramah pejalan kaki. Maliboro sudah menyediakan lebih banyak ruang bagi wisatawan untuk jalan-jalan. Pelancong bisa leluasa melewati teras pertokoan maupun jalur pedestrian.

Baca juga: Lagi Pingin Wisata 3D? Mampirlah ke Kampung Dekat Tugu Jogja

Pemda DIY

Apapun wajahnya, Malioboro tetap menjadi tujuan wisatawan ketika datang ke Jogja. Namun, keluhan-keluhan yang disampaikan wisatawan adalah hal yang nyata. Menanggapi hal tersebut, Pemda DIY berjanji akan melakukan evaluasi terkait penataan pariwisata di kawasan Malioboro.

“Ini menurut kami keprihatinan juga. Artinya, Jogja yang harusnya menjadi tuan rumah yang baik. Karena selama ini Jogja jadi daerah tujuan wisata, harusnya menjaga betul bersama-sama seluruh lapisan masyarakat, bahwa semua wisatawan yang datang harus dilayani dengan baik,” jelas kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Minggu (20/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya