SOLOPOS.COM - Pemancing menikmati suasana Pemancingan Tirto Mili, Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten, Selasa (30/11/2021). Pemancingan itu dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUM) Desa Lumintu. (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENDesa Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten,  mengembangkan Pemancingan Tirto Mili selain agrowisata. Rencananya, pemancingan dan rumah makan tersebut bakal terus dikembangkan dengan membangun embung dilengkapi pulau buatan.

Kepala Desa Pasung, Sumarsono, menjelaskan pemancingan yang berada di Dukuh Gombang, Desa Pasung tersebut dikelola Badan Usaha Milik (BUM) Desa Lumintu. Kawasan pemancingan itu berdiri di lahan kas desa seluas 3.000 meter persegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, Pemancingan Tirto Mili memiliki fasilitas kolam pemancingan serta rumah makan. Kawasan tersebut ramai didatangi para pemancing dengan rata-rata 100 orang per hari. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 300 orang. Selain memancing, pengunjung bisa menikmati sajian restoran di tempat tersebut menempati gazebo-gazebo di tepi sawah. Menu utama restoran itu yakni ikan bakar dan ikan goreng.

Baca Juga: Optimalkan Pajak Galian C, Pemkab Klaten Gandeng Desa di Lereng Merapi

Sumarsono mengatakan Pemancingan Tirto Mili mulai dibuka sejak 2020 lalu. Proses pembangunan pemancingan itu berlangsung sejak 2019 didanai menggunakan dana desa serta bantuan keuangan dari Pemkab Klaten. Total dana yang sudah digelontorkan untuk membangun pemancingan tersebut sekitar Rp700 juta.

Sumarsono mengatakan luas kolam pemancingan di tempat itu sekitar 1.000 meter persegi dengan kedalaman 2 meter. Jenis ikan yang disebar beragam mulai bawal, nila, gurami, hingg tombro dengan rata-rata berat 2 kg.

“Untuk pemancingan, tarifnya Rp10.000 per orang dan bisa memancing sepuasnya. Konsep memancingnya itu rilis. Jadi, memancing dapat langsung dilepas lagi. Tetapi, kalau ikan hasil memancing mau dibawa pulang juga bisa dihitung per kg. Nilainya per kg Rp30.000-Rp50.000,” kata dia.

Baca Juga: Umur Kurang 1 Bulan, Perempuan Menangis Gagal Daftar Perdes Wonogiri 

Pemancingan tersebut bakal terus dikembangkan. Pasalnya, ada potensi lahan seluas 4 hektare (ha) untuk pengembangan pemancingan. Pada pengembangan itu, kawasan Tirto Mili bakal dilengkapi dengan bangunan joglo, homestay, kawasan outbond, rest area, hingga pembangunan embung yang bagian tengahnya ada pulau. Selain itu, ada pengembangan rumah makan VIP di sekeliling embung.

Sumarsono memperkirakan pengembangan tersebut butuh biaya mencapai Rp5 miliar. Lantaran biaya yang diperlukan tak sedikit, pengembangan bakal dilakukan secara bertahap.

Pemancingan Tirto Mili menjadi bagian kecil dari rencana besar pengembangan wisata di Pasung. Kawasan wisata yang bakal menjadi unggulan di desa setempat yakni agrowisata.

Baca Juga: Pelaku Begal Payudara di Klaten Ditangkap, Mengaku Beraksi 10 Kali

Camat Wedi, Rizqan Iryawan, mengatakan di Wedi banyak potensi wisata yang bisa terus dikembangkan. Selain di Pasung dengan agrowisata dan pemancingan, ada desa lain seperti di Desa Pacing dengan kampung jenang serta Desa Melikan dengan kerajinan gerabah.

Soal dukungan untuk pengembangan wisata itu, Rizqan menuturkan salah satunya melalui ikut mempromosikan ke berbagai kalangan. Seperti komunitas gowes di Kabupaten Bersinar yang belakangan kerap diajak Rizqan mendatangi potensi-potensi wisata di Wedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya