Solopos.com, CIREBON -- Riuh rendah bahasa Jawa bercampur bahasa Sunda terdengar dari Pasar Induk Tegal Gubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/4/2021).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Obrolan di antara mereka beragam. Mulai dari tawar menawar antara pembeli dan pedagang, hingga teriakan dari jasa angkut becak yang menjajakan jasa. Sesekali, Toa pos informasi mengumumkan panggilan bagi salah satu pengunjung yang terpisah dari keluarga.
Pasar seluas 11 hektare yang memiliki 12.000-an pedagang oprokan dan kios itu tak buka setiap hari. Konon, pedagang oprokan di dalamnya berpindah lokasi pada hari tertentu.
Baca Juga : Berangkatkan 1 Kapal, Nelayan Tegal Butuh Minimal Rp1 Miliar
Hanya pada Selasa, Jumat, dan Sabtu mereka menggelar lapak di Pasar Tegal Gubug. Salah seorang pedagang, Haji Amrizal, menyebut aktivitas pasar kembali bergeliat dua bulan terakhir. Saat awal-awal Pandemi Covid-19, pasar sempat sepi.
Hanya 60% pedagang yang membuka lapak lantaran pembelinya juga turun lebih dari separuh biasanya. “Mulai ramai meski tidak seramai tahun-tahun lalu. Pembeli yang datang dari luar daerah mulai banyak. Mereka biasanya kulakan partai besar. Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, banyak yang datang. Boleh dibilang pasar ini terbesar kedua setelah [Pasar] Tanah Abang,” kata dia, kepada Solopos.com, Jumat.
Amrizal menyebut keberadaan Tol Trans Jawa mendukung pergerakan tersebut. Pembeli yang kulakan kerap membawa truk hingga mobil besar untuk mengangkut dagangan. Mereka keluar masuk tol via Gerbang Tol Palimanan 2 dengan mudah tanpa perlu terjebak macet panjang.
Baca Juga : Exit Tol Pekalongan Perpanjang Asa Pedagang Pasar Batik Setono
Kendati, kemacetan di depan Pasar Tegal Gubug masih jadi santapan setiap pasar buka. “Macetnya karena keluar masuk kendaraan dari pasar. Kemudian kendaraan besar ikut melintas,” ucapnya.
Pedagang lain, Iis, mengatakan pasar yang tak buka setiap hari membuat pembeli rela menginap di kawasan pasar. Tak sedikit yang bermalam di kendaraan mereka agar mendapatkan dagangan yang diinginkan.
“Kelebihan Pasar Tegal Gubug karena banyaknya pedagang dan koleksi. Di sini mau cari apa saja ada, kaus, daster, baju muslim, mukena, jeans, semuanya lengkap. Harganya juga fleksibel, partai besar lebih murah,” jelas pria yang fasih berbahasa Jawa dan Sunda itu.