SOLOPOS.COM - Jembatan Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, nyaris ambrol, Jumat (4/3/2022), karena tergerus air hujan. Jembatan menjadi penghubung akses jalur alternatif Klaten-Boyolali. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Hujan terus menerus di Klaten mengakibatkan arus sungai meluap hingga menyebabkan Jembatan Kadirejo di Dukuh Kadirejo, Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, nyaris ambrol, Kamis (3/3/2022) pukul 17.15 WIB. Akibat kejadian tersebut, jalur alternatif Klaten-Boyolali sekaligus jalur utama Klaten-Ponggok (Polanharjo) ditutup total.

Bunyi jembatan nyaris ambrol tersebut begitu keras. Masyarakat sekitar mengira suara itu berasal dari pengendara sepeda motor yang terjatuh atau kecelakaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat kejadian itu, suaranya seperti pengendara sepeda motor yang terjatuh dari kendaraannya. Suaranya makgrobyak. Saat saya tengok ke luar rumah, ternyata jembatannya nyaris ambrol,” kata salah seorang warga yang rumahnya bersebelahan dengan Jembatan Kadirejo di Dukuh Kadirejo, Muhammad Ridwan alias Bang Jarwo, 31, saat ditemui Solopos.com, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga: Waspada! Ini Daftar 78 Desa Rawan Banjir di Klaten

Saat melihat kondisi jembatan nyaris ambrol, lanjut Bang Jarwo, dia bersama warga dan sukarelawan berinisiatif menutup akses jalan alternatif Klaten-Boyolali tersebut. Kamis (3/3/2022) malam, Pemkab Klaten menutup akses jalan utama Klaten-Ponggok itu.

“Kamis (3/3/2022) itu masih ada satu pengendara sepeda motor yang nyelonong melewati jembatan. Padahal, jembatan sudah nyaris ambrol. Pemotor itu dari arah utara ke selatan (Karanganom-Klaten). Begitu berhasil melewati jembatan, orang itu saya kasih tahu bahwa jembatan nyaris ambrol. Seketika itu pula dia langsung sadar dan takut. Dia ternyata tak tahu kalau kondisi jembatan nyaris ambrol,” kata Bang Jarwo.

Bang Jarwo mengatakan akibat akses jalan alternatif Klaten-Boyolali ditutup, para pengguna jalan terpaksa harus berjalan memutar kurang lebih dua kilometer. Para pengendara kendaraan jalan harus melalui jalan desa saat ke Klaten-Ponggok atau sebaliknya. “Kalau sekarang harus memutar. Bisa lewat Tarubasan atau pun Jungkare,” katanya.

Baca Juga: Debit Air Sungai Meningkat, Beberapa Wilayah di Klaten Kebanjiran

Bang Jarwo mengatakan jauh sebelum Jembatan Kadirejo yang menghubungkan Klaten-Boyolali atau Klaten-Ponggok itu nyaris ambrol, kondisi jembatan ternyata pernah rusak pada 2013. Saat itu, kerusakan jembatan berada di bagian utara.

“Sekitar enam bulan lalu, tanah di dekat fondasi bagian selatan juga ambrol. Termasuk lahan pribadi saya yang berdekatan dengan jembatan ikut ambrol. Kerusakan kali ini paling parag. Selang setengah jam saat jembatan ambrol itu, kondisi jalan beraspal mulai mentiung [enggak bisa dilewati],” katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan kondisi Jembatan Kadirejo tidak dapat digunakan karena mengalami rusak berat. Kerusakan jembatan karena hujan deras dengan durasi panjang yang terjadi di Klaten di waktu sebelumnya.

Baca Juga: Diterjang Arus Sungai, Jembatan Jalan Karanganom-Klaten Ambrol

“Kami mengimbau ke pemerintah desa (pemdes) dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga. Puncak musim hujan diprediksi berlangsung Maret ini,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya