SOLOPOS.COM - Mahfud MD (Twitter @mohmahfudmd)

Mahfud MD pernah menjadi korban First Travel dan mencium aroma ketidakberesan biro perjalanan itu sejak 2013.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi sedang mengusut kasus dugaan penipuan yang dilakukan bos PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel/F), Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan, serta menelusuri aset-asetnya. Namun, siapa sangka jika mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, pun hampir menjadi korban First Travel ini pada 2011.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Itu saya pun hampir pernah menjadi korban dulu, jadi saya dulu Alumni UII tahun 2011, saya membawa peserta 750 orang, murah sekali waktu itu Rp12 juta dan lancar,” tutur Mahfud di Gedung Kemenkoinfo, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2017), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Karena gelombang pertama yang berjalan lancar tersebut, Mahfud membawa lagi gelombang kedua sebanyak 500 orang. Namun, saat itulah tercium masalah.

“Berikutnya saya bawa lagi 500 orang itu sampai di Jakarta penerbangan ditunda. Ini sudah dari seluruh Indonesia, sampai di bandara 3 hari lagi. Padahal, orang sudah cuti serta harus menginap dan bayar sendiri di situ,” ucap Mahfud saat menghadiri acara diskusi Upaya Memperkuat Persatuan dan Kesatuan itu.

Pada hari ketiga, lanjut Mahfud, ada banyak yang terpisah terbangnya. Ada yang suaminya terbang ke Jedaah lalu istrinya berbeda dengan suaminya sehingga umrah menjadi kurang menyenangkan.

“Sehingga di Mekkah pun terpisah-pisah, dan umrah menjadi kurang menyenangkan. Akhirnya saya putuskan tidak boleh lagi pakai First Travel dan ini akan terjadi sesuatu, dan sekarang terjadi betul,” terangnya.

Mahfud menjelaskan, ia sudah menduga First Travel ini pada 2013 seperti orang yang meniup balon dan nantinya akan meledak. Karena pihak First Travel tidak mau mengeluarkan rincian kertas bahwa kalau calon jemaah sudah bayar dan bisa berangkat.

“Dia enggak mau mengeluarkan secarik kertas pun untuk bahwa Anda bayar Anda bisa berangkat, itu enggak ada kertasnya. Jadi ya itu. Saya menduga First Travel itu sampai 2013 seperti orang tiup balon ditiup enggak pernah berhenti nantinya akan meledak. Jadi dana yang sekarang dikumpulkan itu untuk membayari orang yang uangnya sudah dibayari kemarin, nah uang yang diambil kemarin buat bayar yang sebelumnya. Itu kan membengkak terus,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya