SOLOPOS.COM - Mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Syaifullah (kanan), bersama rekan timnya, Taufik, mendemonstrasikan alat Rescue Unit Unmounted Ground Vehicle di UNS, Solo, Kamis (9/1/2020). (Solopos/M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO -- Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan robot bergerak untuk mencari korban bencana alam. Saat ini robot bernama Rescue Unmounted Ground Vehicle (UGV) itu masih berupa prototipe dan butuh banyak pengembangan.

Ketiga mahasiswa pencipta robot itu adalah Syaifullah Filard Lafifan, Taufik Widyastomo, dan Nada Sydza Azizah. Mereka adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro pada Fakultas Teknik angkatan 2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Syaifullah mengatakan salah satu latar belakang dibuatnya robot tersebut adalah keterbatasan manusia/sukarelawan dalam proses penyelamatan korban bencana alam seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, ledakan gas beracun dan sebagainya.

Keterbatasan itu misalnya jarak yang jauh, lokasi sulit dijangkau atau membahayakan jiwa anggota tim penyelamat itu sendiri.

“Akibatnya, pertolongan terhadap korban jadi terhambat karena kendala-kendala itu tadi. Kemudian kami bertiga mencoba membuat robot yang nantinya bisa dipakai untuk menggantikan sebagian tugas-tugas tim penyelamat itu,” ujarnya kepada wartawan di Kampus UNS, Kamis (9/1/2020).

Lahan Bekas Terminal Kartasura Untuk Gedung II RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo

Rescue UGV berbentuk kotak sekira boks sepatu ditopang satu set roda rantai yang terhubung dengan dinamo penggerak. Di dalam boks terdapat peranti teknik dan komponen lain yang mendukung kinerja robot.

Sebuah smartphone dipasang untuk dimanfaatkan kameranya dan beberapa aplikasi di dalamnya. Rescue UGV ini dapat dikendalikan jarak jauh (remoted) melalui pemrograman di laptop. Keduanya dikoneksikan dengan jaringan Wi-Fi.

“Secara garis besar, kerja Rescue UGV ini adalah mencari/mendatangi lokasi yang diperkirakan ada korban bencana. Dengan kamera yang ada di unit itu, kami bisa memantau kondisi korban,” ujarnya.

Taufik menambahkan robot yang dirancang dalam waktu sekitar tiga bulan ini masih rintisan dan banyak kekurangan seperti daya jangkau masih pendek, bodinya masih terbuat dari bahan yang tidak tahan panas, serta roda juga belum proporsional dengan dimensi bodi.

“Ini masih permulaan sehingga masih banyak yang harus disempurnakan. Bodi nanti diganti yang tahan panas untuk korban kebakaran, roda juga akan kami ganti dengan bahan logam agar lebih kuat,” ujarnya.

Bayi Dibuang di Ngemplak Boyolali Hasil Hubungan Gelap, Polisi Kantongi Identitas Ortunya

Ke depan, robot ini akan dilengkapi pemindai panas untuk mendeteksi keberadaan makhluk hidup. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa ini juga akan memperbaiki sistem komunikasi agar nantinya robot yang ditenagai baterai 27.000 mAH ini juga bisa digunakan untuk komunikasi dua arah antara korban dengan operator.

“Ke depan akan kami perkuat lagi dayanya, akan kami sempurnakan sistem komunikasinya,” imbuhnya.

Dibandingkan dengan robot yang sudah ada, mahasiswa ini berupaya membuat kelebihan dengan penambahan fitur yang komplet dan dengan biaya produksi yang lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya