SOLOPOS.COM - Acara bedah buku Melangkah Semampunya bikinan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UNS Solo, Zufar Alfaruqi, diselenggarakan di Surakartea pada Jumat (28/10/2022). (Solopos.com/Zufar Alfaruqi)

Solopos.com, SOLO — Salah satu mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Zufar Alfaruqi, membagikan tips menulis buku agar bisa menembus ke penerbit.

Kegiatan tersebut dikemas dalam acara bedah buku yang diselenggarakan di salah satu tempat tea shop Surakartea, tepatnya Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo pada Jumat (28/10/2022). Acara tersebut membedah salah satu buku yang ditulis Zufar, yakni Melangkah Semampunya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedikit ulasan tentang buku kedua bikinan Zufar berjudul Melangkah Semampunya. Mahasiswa semester tujuh Fakultas Ilmu Budaya UNS Solo itu menulis kisah yang menggambarkan keresahan-keresahan anak muda zaman sekarang.

Menurutnya banyak anak muda memiliki angan-angan tinggi yang sulit digapai. Di sisi lain, mereka tidak mengetahui batasan diri sendiri. “Itulah mengapa buku ini berjudul Melangkah Semampunya. Pesan untuk para remaja agar mengejar impian semampu yang mereka bisa. Tidak perlu melangkah terlalu jauh hingga berlebihan,” kata Zufar.

Ekspedisi Mudik 2024

Zufar menceritakan hambatan yang dihadapi dalam merilis buku ini. Dia mengaku mendapatkan penolakan dari dua penerbit besar di Jakarta dan Yogyakarta. “Buku ini ditolak dua kali oleh dua penerbit besar,” ujar mahasiswa semester akhir tersebut.

Baca Juga : Buku Demokrasi Indonesia Pasca Orba Dibedah di UMS, Seperti Apa Isinya?

Pascapenolakan bukunya, Zufar mengaku tidak lantas menyerah. Dia kembali menulis dan melengkapi tulisannya. Bahkan, dia menambahkan dua chapter pada buku Melangkah Semampunya itu. Bermula dari mengoreksi tulisan, mencari letak ketidaksempurnaan dalam naskah hingga Zufar melahirkan tulisan berjudul Naskah yang Sempurna.

“Itu sekaligus berpesan pada diri sendiri bahwa tidak ada naskah yang sempurna. Naskah paling sempurna adalah naskah milih Tuhan semesta alam. Kemudian menjadi ide baru untuk buku dan menambahkan satu bab lagi dengan judul Naskah yang Sempurna,” ujarnya.

Satu bab lain yang ditambahkan ini terkait peristiwa duka yang sempat dialami penulis. Ia kelihangan seseorang yang disayangi dan mengaku hidupnya kacau. Pengalaman tersebut, ungkapnya, menjadi kisah inspirasi di balik penulisan pada bab berjudul Kehilangan.

“Semoga penulis dan pembaca semakin paham bahwa semua perjuangan tidak selalu mulus. Semua usaha tidak selalu sesuai ekspektasi. Sebagai makhluk biasa hanya mampu berencana. Terkadang, semesta lah yang menentukan hasil dari usaha,” pesan Zufar kepada para hadirin dan juga pembaca buku Melangkah Semampunya.

Mahasiswa yang pernah meraih penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi di Fakultas Ilmu Budaya UNS tersebut juga berpesan agar tidak takut menulis. Ia juga membagikan tiga tips mudah menulis, yaitu banyak membaca, banyak-banyak membaca, dan perbanyak membaca.

Baca Juga : Anti-Mainstream! Pendaki Ini Membedah Buku Barunya di Hutan Nongko Ijo Madiun

“Karena mau menulis atau jadi penulis itu tidak bisa ketika tidak banyak membaca. Sama halnya dengan seorang musisi. Ia tidak akan bisa menciptakan lagu ketika ia tidak pernah mendengarkan musik,” ujar Zufar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya