SOLOPOS.COM - Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berorasi saat menggelar aksi longmarch Evaluasi Dua Tahun Jokowi-JK Memimpin di Jl. Jendral Sudirman Solo, Kamis (20/10/2016). (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Mahasiswa Solo menggelar aksi demo evaluasi 2 tahun Jokowi-JK.

Solopos.com, SOLO — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi di depan Balai Kota Solo, Kamis (20/10/2016).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka mengevaluasi kinerja dua tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang dinilai belum dapat mengusut kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, puluhan mahasiswa longmarch dari Bundaran Gladak menuju Balai Kota. Di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Balai Kota, mereka membentuk lingkaran dan berorasi hingga menyebabkan arus lalu lintas padat merayap.

Aparat kepolisian terlihat mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan di jalan utama Kota Bengawan. Beberapa orang juga menampilkan aksi treatikal yang menunjukkan ketidakadilan pemerintah terhadap rakyat kecil. Dalam aksinya ada tiga tuntutan yang mereka suarakan.

Pertama ialah program Nawacita Jokowi yang dianggap belum berhasil. “Khususnya pada poin dua dan empat, berisi tata kelola pemerintahan, konsolidasi demokrasi, reformasi, dan sistem kepartaian yang belum terselesaikan,” kata koordinator umum aksi, Khoirul Andiani dalam orasinya.

Selain itu belum optimalnya reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, serta  masih maraknya kolusi korupsi dan nepotisme (KKN) di Indonesia. Masalah isu agraria, yaitu konflik sengketa tanah yang banyak merugikan rakyat juga belum terselesaikan.

“Usut tuntas pelaku konflik agraris yang merugikan rakyat,” ujar Khoirul.

Sementara tuntutan ketiga ialah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak kunjung tuntas meski era pemerintahan terus berganti. “Kita akan terus menggelorakan semangat menolak lupa akan tindakan terhadap aktivis HAM, Munir, Wiji Thukul, dan yang lainnya,” katanya.

Para demonstran juga mengkritik gaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang terlihat merakyat. Mereka mempertanyakan apakah gaya tersebut hanya untuk mengambil simpati rakyat. “Apakah benar merakyat ataukah hanya kamuflase bak bunglon yang bida berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya