SOLOPOS.COM - Seorang warga Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, tengah mempraktikkan pembuatan kompos dari daun jati, Senin (22/8/2022). Pembuatan kompos itu merupakan program kegiatan mahasiswa kelompok KKN 209 UNS Solo periode Juli-Agustus 2022. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI—Sebanyak 10 mahasiswa kelompok kuliah kerja nyata (KKN) 209 Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, menyosialisasi sekitar 60 warga di Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, agar dapat membuat kompos daun sederhana.

Upaya itu berangkat dari persoalan limbah daun jati di lingkungan warga setempat yang tak terurus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok KKN 209 UNS, Oddie Satriyo Wibowo, menjelaskan banyaknya pohon jati yang tumbuh di sekitar rumah warga Desa Johunut, selama ini hanya menimbulkan limbah dedaunan.

Keberadaan limbah itu dinilai mengotori lingkungan karena biasanya hanya dibakar dan tak diolah lebih lanjut.

Padahal, kata Oddie, daun jati yang kering dan tidak terpakai sebenarnya dapat diolah menjadi kompos daun sederhana. Kompos tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pupuk untuk mendukung mata pencaharian warga Desa Johunut yang mayoritas merupakan petani.

Melihat potensi itu, ia bersama sembilan kawannya menggelar sosialisasi pengolahan daun jati kering menjadi kompos.

Sosialisasi itu digelar empat hari berturut-turut, mulai Jumat (19/8/2022) hingga Senin (22/8/2022). Ada empat rukun warga (RW) di Desa Johunut yang disosialisasi mahasiswa Kelompok KKN 209 UNS Solo. Masing-masing RW rata-rata diwakili 15 orang.

“Dalam sosialisasi itu, kami mengenalkan kompos daun jati sebagai alternatif pupuk yang mudah didapat dengan harga terjangkau,” kata Oddie kepada Solopos.com, Selasa (23/8/2022).

Anggota Kelompok KKN 209 UNS Solo sekaligus penanggung jawab program sosialisasi kompos daun jati, Maria Lintang Chrismas Ayu, menyebut hanya perlu tiga bahan yang perlu disiapkan saat membuat kompos tersebut. Di antaranya daun jati kering, nasi, dan air.

“Nasinya bisa berupa nasi aking atau bekas, yang berfungsi sebagai pengganti EM-4 untuk menarik bakteri yang berperan sebagai dekomposer,” ujar Maria.

Dalam sosialisasi kepada 60 warga Dusun Tandon, Maria memaparkan alat, bahan, dan prosedur pembuatan kompos. Adapun alat yang digunakan wadah membuat kompos bisa berupa tong atau karung. Warga dapat memilih menggunakan karung karena lebih mudah dicari ketimbang tong.

Setelah disiapkan wadah dan bahan yang diperlukan, tahap selanjutnya adalah proses pembuatan kompos.

Pertama, nasi aking atau bekas dilarutkan dalam air yang berfungsi sebagai larutan dekomposer. Kemudian, larutan itu digunakan membasahi daun jati kering. “Daun yang sudah dibasahi dicampurkan lagi dengan sisa daun jati kering ke dalam wadah tong atau karung, setelah itu wadahnya ditutup agar proses pembusukan daun dapat berjalan. Soalnya proses pembuatan kompos itu memerlukan kondisi lembap dan kedap udara,” terangnya.

Guna memastikan kelembaban kompos, selang satu pekan kemudian wadah itu harus dicek. Jika dinilai keadaan di dalam wadah kurang lembap, maka dapat ditambahi air kemudian diaduk kembali. Kompos daun jati sudah dapat digunakan setelah didiamkan selama empat pekan.

Seluruh langkah itu dipraktikkan langsung seluruh warga yang menghadiri sosialisasi. Dalam praktiknya, masing-masing warga diberi tong yang digunakan sebagai wadah pembuatan kompos daun jati.

Kepala Desa Johunut, Kismiati, mengaku sosialisasi pembuatan kompos yang dilakukan mahasiswa KKN dari UNS selama empat hari diikuti warga dengan antusias. Para warga penasaran dan ingin tahu cara membuat kompos dari daun jati.

Di sisi lain, Kismiati mengaku keberadaan daun jati yang jatuh dari pohonnya selama ini tergolong banyak. Hal ini tak terlepas dari keberadaan pohon jati yang banyak tumbuh di sekitar rumah warga di Desa Johunut.

“Hampir setiap rumah itu pasti memiliki pohon jati. Jadi memang potensi jati di sini besar dan selama ini daun keringnya belum pernah dimanfaatkan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya