SOLOPOS.COM - Cabai rawit merah atau sret dijual di los milik Warni lantai I Pasar Kota Wonogiri, Sabtu (2/1/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, MAGELANG — Sebagai kawasan yang dianugerahi tanah yang subur karena dikelilingi oleh pegunungan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki potensi lahan pertanian yang luas. Tidak hanya padi, namun juga lahan pertanian sayur-sayuran.

Salah satu lahan pertanian sayur-sayuran terbesar di Kabupaten Magelang adalah lahan pertanian cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah. Dilansir dari Magelangkab.bps.go.id, Sabtu (25/9/2021), luas lahan cabai rawit di Kabupaten Magelang  pada 2017 seluas 2.447 hektar (ha) sedangkan lahan cabai merah seluas 4.707 hektar (ha)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Luas lahan cabai rawit di Kabupaten Magelang ini didominasi di Kecematan Dukun dengan luas lahan 512 hektare (ha) dan untuk cabai merah didominasi Kecamatan Sawangan dengan luas 462 hektare (ha). Meskipun demikian, menanam cabai ternyata banyak tantangannya karena sifat tanaman cabai yang susah diprediksi, baik dari sisi panennya atau keuntungannya.

Baca Juga: Waduh! 9 Daerah di Jateng Endemis Penyakit Kaki Gajah, 6 di Pantura

Dilansir dari Beritamagelang,id, Bertani cabai di musim penghujan mempunyai risiko yang sama seperti saat musim kemarau. Di musim penghujan, tanaman cabai beresiko busuk akibat curah hujan tinggi. Sama halnya saat musim kemarau, jika intensitas hujan kurang juga akan menyebabkan gagal panen karena tanaman cabai akan mengering.

Salah satu petani cabai di Dusun Pangonan, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Saiful mengatakan bahwa jika intensitas hujan tinggi, tanaman cabai bisa busuk mulai dari akar hingga batang, Dia juga menambahkan bahwa bertanam cabai mempunyai pertimbangan resiko tersediri.

Dia menampik anggapan bahwa salah satu jenis cabai lebih mudah panen, bagi Saiful semua ada resikonya sendiri-sendiri namun resiko ini bisa ditangani dengan cara yang hampir sama. Saiful menambahkan, selain panen cabai yang tidak bisa diprediksi, keuntungannya pun tidak bisa diprediksi. Dikarenakan harga cabai bisa melambung bila banyak yang gagal panen atau malah sebaliknya, cabai melimpah dan harganya anjlok.

Baca Juga: Unik! Kuliner Soto Bancar Khas Purbalingga Topping Bakso & Saus Kacang

Tercatat pada awal tahun 2020 lalu, harga cabai mencapai Rp80.000 per kg, karena saat musim hujan banyak tanaman cabai yang gagal panen. Saiful sendiri menggunakan pupuk organik air seni kelinci dengan harapan tanaman cabai bisa subur dan bertahan di segala cuaca.

Sementara itu, Kepala Bidang Tamanan Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro mengatakan kendala musim hujan menyebabkan tanaman cabai rentan dengan penyakit. Solusi Ade agar harga cabai stabil adalah dengan melakukan pola tanam cabe di daerah sentra-sentra tertentu.

Pada 2019 lalu, dilansir dari Pertanian.go.id, Kementrian Pertanian telah memetakan daerah sentra utama cabai menjelang perayaan hari Raya Idul Adha di seluruh Indonesia, dan tidak terkecuali Kabupaten Magelang. Sebagai pemasok cabai terbesar nasional, Kabupaten Magelang berkontribusi mempengaruhi angka produksi bahkan harga cabai secara nasional.

Baca Juga: Idza Priyanti, Mantan Dirut Perusahaan Transportasi Tegal yang Kini Jadi Bupati Brebes

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab kembali menegaskan bahwa pertanaman cabai di lapangan saat ini dalam  kondisi aman dan terkendali. Ismail menyatakan bahwa sejak empat bulan terakhir telah dirancang manajemen pola tanam termasuk pemenuhan produksi menjelang Hari Raya Idul Adha pada 2019.

Berdasarkan data realisasi luas tambah tanam aneka cabai Kabupaten Magelang sejak Januari hingga Juni 2019, diperkirakan cabai merah keriting pada Juli – Agustus akan panen 349 hektare setara produksi 2.153 ton. Sementara itu cabai rawit merah pada Juli – Agustus akan panen 367 hektare setara produksi 2.048 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya