SOLOPOS.COM - Jumpa pers Faisal Basri dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Minggu (21/12/2014). (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Mafia migas menjadi salah satu alasan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang kini telah bubar.

Solopos.com, JAKARTA — Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (RTKM) atau tim antimafia migas dinilai tidak akan mampu menemukan jaringan mafia migas nasional. Pasalnya yang menonjol dari tim tersebut hanya penghapusan BBM jenis premium (RON 88).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian. Menurutnya, rekomendasi menonjol dari tim yang dipimpin Faisal Basri ini hanya penghapusan BBM jenis premium (RON 88). Baca: Petral Benar-Benar Bubar.

“Itu [dibubarkan] pantas saja, sudah waktunya. Karena rekomendasi tidak sesuai dengan waktu dibentuk untuk menemukan jaringan mafia migas,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/5/2015), seperti dilaporkan Okezone.

Ramson Siagian mengatakan tim antimafia migas belum dapat memaksimalkan efisiensi pengadaan crude oil (minyak mentah) dan BBM itu sendiri. “Serta untuk menemukan jaringan mafia migas di hulu dan hilir, enam bulan ini nyatanya hanya rekomendasi [penghapusan] premium ganti dengan pertamax saja,” jelas Ramson.

Anggota Partai Gerindra ini menyatakan, waktu enam bulan yang diberikan pemerintah sudah sesuai. Sementara lembaga terkait dengan Kementerian ESDM tetap akan diawasi pihaknya.

“Pas enam bulan, apanya yang mau direkomendasi, ESDM dan institusi yang terkait migas agar bekerja optimal. Ada SKK Migas, BPH Migas, Pertamina, jadi tentu dengan diawasi DPR RI,” pungkas dia.

Rabu (13/5/2015), Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang diketuai Faisal Basri dibubarkan. Pada hari yang sama, Petral juga resmi dibubarkan Pertamina.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan masa tugas Komite Reformasi telah berakhir pada 13 Mei 2015. Komite tersebut dibentuk Sudirman pada 16 November 2015. “Tepat 13 Mei, masa tugas Tim Reformasi berakhir,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Selama masa kerja, Komite Reformasi telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Pertama, penghapusan bensin RON 88 ke RON 92 dengan masa transisi dua tahun. Kedua, pengalihan fungsi pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah dari Pertamina Energy Trading Limited (Petral) ke Integrated Supply Chain (ISC) yang berada di bawah PT Pertamina (Persero) langsung.

Pada hari terakhir masa kerja, Tim Reformasi merekomendasikan enam rekomendasi yakni rekomendasi umum, pengelolaan penerimaan negara dari sektor migas, format tata kelola migas, sistem fiskal sektor hulu migas, perpanjangan kontrak migas, serta perizinan dan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya