SOLOPOS.COM - Penjelasan tentang pembubaran Petral Group di Jakarta, Rabu (13/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

Mafia migas menjadi isu berikutnya untuk mencoreng keberhasilan pemerintahan Presiden SBY setelah utang Indonesia kepada IMF. Bagaimana skenarionya?

Solopos.com, JAKARTA — Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa difitnah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabinet  Kerja Jokowi-Jk, Sudirman Said. Pembantu Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu menyatakan pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) selama pemerintahan lalu selalu mentok di meja presiden.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam akun Twitternya, @SBYudhoyono, SBY meminta Sudirman melakukan klarifikasi. ”Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu. Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apa pun diberantas,” kata SBY dalam kicauannya, seperti dikutip, Selasa (19/5/2015).

Dalam seri kicauan, SBY mengatakan dirinya saat menjadi presiden membentuk Satgas Pemberantasan, yang tujuannya memberantas kejahatan dan penyimpangan. ”Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius. Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya,” ujar SBY.

SBY mengatakan telah berbicara dengan mantan Wakil Presiden Boediono dan lima mantan menteri. Isi pembicaraan, mempertanyakan apakah pernah ada usulan pembubaran Petral saat SBY masih menjabat presiden.

”Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada tiga surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu. Berita ini saya pandang sudah termasuk fitnah dan pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan. Mungkin tidak mudah menghadapi yang tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi, kebenaran adalah ’power’ yang masih saya miliki,” papar SBY.

Sarang Mafia Migas
Sebelumnya, pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memutuskan membuarkan Petral. Menteri ESDM Sudirman Said menilai langkah pembubaran Petral itu bukan hal yang luar biasa. Menurutnya, pembubaran tersebut memang harus dilakukan sebagai antisipasi menjamurnya sarang mafia di sektor migas.

”Itulah sebabnya saat saya dipanggil Presiden [Jokowi] sebelum jadi menteri, pertanyaan pertama, ’gimana soal Petral?’ Saya jawab, dulu soal Petral, selesainya di sini [di kantor presiden]. Presiden tidak setuju, jadi selesai di sini. Ini transaksi besar dan dikaitkan dengan politik,” ucap dia. Sudirman menyebut, sejak dibubarkannya Petral, Pertamina bisa menghemat US$ 22 juta.

Mengenai pernyataan SBY, Sudirman mengatakan kementerian yang dipimpinnya hanya melakukan penataan sektor migas yang harusnya sejak lama dilakukan. ”Berkaitan dengan pembubaran Petral dan sebagainya, saya kira tidak ada keputusan besar yang tidak melibatkan pimpinan tertinggi negara,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Sudirman meminta persoalan pembubaran Petral yang ditanggapi langsung SBY tidak diperpanjang. Dirinya hanya bekerja untuk memperbaiki tata kelola migas di dalam negeri.

Usul Dahlan Iskan
PT Pertamina (Persero) mengungkapkan rencana pemerintah untuk membubarkan Petral sudah ada sejak pemerintahan Presiden SBY, yakni oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. ”Saya sampaikan, dorongan [pembubaran Petral] sudah datang dari Menteri BUMN Dahlan Iskan. Tujuannya bagaimana kita melakukan fungsi pengadaan [impor BBM] secara efektif dengan tata kelola yang benar,” ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.

Wianda mengatakan baru sekarang rencana pembubaran Petral terealisasi. Saat ini seluruh kegiatan Petral telah dibekukan, kemudian masih dilakukan proses likuidasi yang memakan waktu selama setahun.

”Keputusan likuidasi sudah dilakukan sejak 13 Mei. Jadi memang berikutnya diikuti dengan tahap-tahap likuidasi tersebut. Memang sekarang tahap review, due diligence dan financial serta menunjuk auditor independen termasuk akuntan publik,” kata Wianda.

Adu Domba
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas, menyampaikan reaksi keras kepada Sudirman soal upaya pembubaran Petral dan peran pemerintahan SBY.

”Yang dinyatakan Pak Sudirman Said adalah sebuah kebohongan besar dan tidak benar. Janganlah Pak Menteri menjadi zalim dengan memberikan informasi yang menyesatkan ini,” tegas Ibas dalam keterangannya.

Ibas mengatakan, Menteri ESDM sudah melakukan fitnah dan mengarah pencemaran nama baik SBY. Ibas khawatir, ada pihak yang membenturkan Presiden Jokowi dan SBY dalam kasus ini.

”Janganlah Pak Menteri berusaha menjilat Presiden Jokowi dan mengadu domba dengan Pak SBY. Itu merupakan perbuatan kejam Pak Menteri,” imbuh putra SBY ini.

Sarang Tawon
Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri mengibaratkan Petral seperti sarang tawon. Selama enam bulan mengurus tim yang telah bubar tersebut, Faisal mengaku telah memberikan nama-nama dalang mafia migas, yang selama ini mengacaukan industri migas di Indonesia.

”Gara-gara Petral dibubarkan, ibarat sarang tawon, kita bakar, tawonnya bubar semua. Jadi kelihatan ada yang emosional. Di sekeliling istana juga ada yang bergerak untuk melakukan macam-macam itu,” jelas Faisal.

Konflik terbuka antara SBY dengan pemerintahan Jokowi sebelumnya juga sudah terjadi terkait utang negara. Kala itu, SBY membantah pernyataan Jokowi yang menyatakan Indonesia masih punya utang IMF. Menurut SBY, Indonesia sudah tidak punya utang ke IMF sejak 2006. Seskab Andi Widjojanto menyatakan Indonesia memang melunasi utang IMF pada 2006, namun utang muncul lagi pada 2009. (JIBI/Solopos/Detik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya