SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Simpang tujuh Joglo di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, adalah salah satu simpul macet di Kota Solo, Jawa Tengah. Sejak dulu sampai sekarang, kepadatan arus lalu lintas menjadi pemandangan biasa di kawasan tersebut setiap hari.

Berdasarkan catatan Solopos.com, kemacetan arus lalu lintas di kawasan itu bisa mencapai tujuh jam sehari. Hal itu dihitung berdasarkan frekuensi perjalanan kereta api di perlintasan palang Joglo yang rata-ratanya 30 kali sehari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Perhubungan Kota Solo, setiap ada kereta api lewat, butuh waktu 10-14 menit sampai lalu lintas pulih ke kondisi normal.

Jika ditotal dari 30 perjalanan kereta api itu, berarti ada lima jam sampai tujuh jam macet di Simpang Joglo dalam sehari.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Solo, Ari Wibowo, mengungkapkan saking parahnya kemacetan di simpang Joglo, antrean kendaraan pernah sampai Jembatan Komplang.

Baca juga: Sopir Truk Ungkap Alasan Nekat Lewat Simpang Joglo Solo Meski Macet

simpang joglo macet
Arus lalu lintas di kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Rel Layang Joglo

Guna mengurai kemacetan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pengerjaan proyek di kawasan perlintasan kereta api pada awal Juni 2022. Proses pengerjaan proyek ini sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan 2021.

Sejak saat itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk membuat manajemen rekayasa lalu lintas. Pengguna jalan diimbau untuk menghindari kawasan simpang Joglo.

Saat ini mulai dilakukan penyempitan dan penutupan jalan untuk pemasangan box culvert. Akan tetapi, masih saja ada kendaraan berat yang nekat melintas hingga menyebabkan kemacetan.

Penutupan total simpang Joglo itu memang hanya dilakukan pada malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga pagi pukul 06.00 WIB.

Namun, di luar jam tersebut kondisi jalan simpang kini sudah sangat sempit dan dibatasi dengan water barrier. Lebar jalan yang bisa dilewati hanya cukup untuk maksimal satu truk dan satu sepeda motor bersisian.

Baca juga: Truk Besar Masih Melintas, Begini Suasana Lalin Perlintasan Joglo Solo

simpang joglo macet
Arus lalu lintas di kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Simpang Joglo Solo Macet

Pantauan Solopos.com, Senin (13/5/2022) siang, dari arah Jl Ki Mangun Sarkoro, kemacetan terjadi karena tikungan yang sempit. Adanya water barrier tepat di pertigaan jalur menuju simpang Joglo membuat kendaraan besar seperti truk dan bus, kesulitan untuk bermanuver.

Kemacetan juga terjadi dari arah Jl Kapten Piere Tendean, Nusukan. Kendaraan besar juga harus menunggu kendaraan dari arah Jl Ki Mangun Sarkoro untuk berbelok.

Akibat penyempitan dan penutupan tersebut, jalan Simpang Joglo Solo, yang normalnya selebar enam meter kini tinggal empat meter. Sejumlah solusi sempat ditempuh oleh kontraktor, termasuk mengalihkan kendaraan berat menuju jalan tol.

Baca juga: Ada Penyempitan Simpang Joglo Solo, Bus AKDP Molor Tak Sampai 5 Menit

Tetap Jadi Andalan

Akan tetapi pada kenyataannya masih saja ada sopir kendaraan berat yang nekat melintas di simpang Joglo. Salah satunya adalah Mulyono, sopir truk barang yang berkendara menuju kawasan Jebres.

Dia mengaku sudah mengetahui adanya larangan kendaraan berat menuju Simpang Joglo. Tetapi ia tidak memiliki akses lain selain melewati simpang Joglo.

“Terpaksa lewat sini, soalnya gudangnya di Jebres, kalau lewat tol atau akses jalan memutar kejauhan apalagi nanti ada ongkos tambahan juga kalau tidak lewat sini,” ucapnya.

Menurut pria yang sudah bekerja menjadi sopir yang sudah bekerja selama 25 tahun ini, masalah kemacetan akan sulit dihindari ketika ada proyek berjalan.

Baca juga: Hindari Simpang Joglo Solo Pada Tanggal Ini, Catat Rute Pengalihannya

Menurutnya, tidak semua pengusaha memahami adanya pengeluaran tambahan apabila lewat tol ataupun mengambil jalan memutar.

“Masalahnya kadang jika lewat tol kan ada penambahan sekitar Rp30.000. Katakanlah, tidak semua bos mau memahami itu, dan kalau lewat jalan memutar ada pengeluaran untuk bensin yang lebih banyak, nanti malah kami bisa tombok,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya