Lurah protes instruksi pembuatan spanduk

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)--Para lurah di Kota Solo memrotes instruksi pembuatan spanduk pada hari-hari besar lantaran tidak ada anggarannya. Akibatnya, para lurah tersebut harus merogoh kocek pribadi untuk pengadaan spanduk.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal tersebut terungkap dalam rapat kerja (Raker) antara Komisi I DPRD Kota Solo dengan para lurah dan camat di Ruang Paripurna DPRD Solo, Selasa (5/7/2011).

Lurah Kestalan, Banjarsari, Ibnu Sarjito, mengungkapkan instruksi pembuatan spanduk maupun MMT dalam rangka peringatan hari-hari besar selama ini cukup merepotkan. Pasalnya, instruksi itu datang tanpa adanya alokasi anggaran.

”Sebenarnya yang saya sampaikan ini memang hal kecil. Namun yang kecil-kecil ini kalau digabungkan jadi satu ya menjadi besar dan cukup merepotkan. Icrit-icrit kalau sering kan ya jadi banyak. Masalah yang saya maksud berhubungan dengan instruksi pembuatan spanduk maupun MMT pada hari-hari besar,” ujar Ibnu.

Ibnu mengatakan butuh dana kurang lebih Rp 50.000 untuk satu kali pembuatan spanduk. Padahal dalam satu tahun, imbuhnya, sedikitnya ada 10 hari besar yang diharuskan dilengkapi spanduk maupun MMT sehingga total biaya pembuatan ucapan peringatan mencapai Rp 500.000.

”Bagi kami uang Rp 500.000/tahun ya besar. Selama ini untuk pengadaan spanduk maupun MMT, kami selalu menggunakan uang pribadi. Tidak berani kami gunakan anggaran daerah karena takut akan jadi temuan. Kami minta hal ini dipikirkan,” ujar Ibnu.

Ketua Komisi I DPRD, Maryuwono, mengatakan persoalan mengenai instruksi pembuatan spanduk juga pernah ia rasakan. ”Saya tahu persoalan itu sebab saya juga pernah mengalaminya. Intinya kegiatannya ada tapi tidak ada rumahnya. Ke depan memang seharusnya ada rumah untuk kegiatan-kegiatan seperti ini ya,” ujarnya.

(aps)