SOLOPOS.COM - Amirudin, bakul sayur yang menjadi wisudawan UTP Solo, Sabtu (29/2/2020). (Solopos/Akhmad Ludiyanti)

Solopos.com, SOLO – Amirudin, seorang bakul sayur mengikuti wisuda di UTP Solo, Sabtu (29/2/2020). Warga Wukirsawit, Jatiyoso, Karanganyar, itu membawa serta sepeda motor dan beronjong berisi sayuran yang biasa dijajakan sehari-hari.

Amirudin meraih gelar sarjana dari jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) FKIP Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo. Dia datang mengikuti wisuda yang digelar di GOR Kampus III UTP di Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Amirudin datang dengan sepeda motor Yamaha Vixion lengkap dengan beronjong khas tukang sayur keliling. Di dalam beronjong itu ada beragam sayuran, buah-buahan, hingga bumbu dapur. Dia sengaja membawa beronjong sayur untuk menunjukkan kebahagiaannya meraih gelar sarjana.

Ekspedisi Mudik 2024

Syifa Hadju Diancam Diperkosa dan Dibunuh, Punya Musuh?

Pria berusia 28 tahun itu ingin menunjukkan kepada orang lain pekerjaannya sebagai tukang sayur bukan penghalang untuk mengenyam pendidikan tinggi. Amirudin bangga mampu menyelesaikan kuliah yang dibiayai dengan jerih payah hasil berjualan sayur keliling setiap hari.

“Saya justru ingin membuktikan bahwa tukang sayur yang berasal dari keluarga tidak mampu bisa kuliah seperti orang lain yang keluarganya mampu,” ujar kepada Solopos.com, saat ditemui di sela-sela wisuda.

Dia sengaja membawa dagangan untuk dibagikan kepada teman-temannya yang mengikuti wisuda. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Amirudin merupakan mahasiswa UTP Solo angkatan 2014. Setiap hari dia berkeliling menawarkan dagangannya di wilayah Jatityoso. Pekerjaan ini dilakukan untuk membiayai kuliahnya. Ia pun mengaku tidak malu melakoni pekerjaan ini meskipun dia seorang mahasiswa.

Mundur, Tes Psikologi Pemohon SIM Mulai 2 Maret 2020

Dia mengatakan penghasilan orang tuanya sebagai buruh tani dan buruh serabutan tidak cukup untuk membiayai kuliahnya. Itulah sebabnya dia mengumpulkan uang dengan memeras keringat sendiri.

Lha wong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, apalagi untuk bayar kuliah. Makanya saya kuliah ini juga dengan biaya sendiri meskipun harus jadi tukang sayur,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya