SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi (Bisnis.com)

Solopos.com, MALANG — Pengurus DPD Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur (Jatim) menyebut target pembangunan 10.000 rumah subsidi di Jatim pada 2021 sulit tercapai. Faktor penyebabnya adalah peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi pada Juli 2021 hingga menyebabkan diberlakukannya pengetatan regulasi.

Pengurus DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jatim, Evan Djunaidi, mengatakan saat Covid-19 mencapai puncaknya yang diikuti dengan adanya kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Level 4, angka penjualan rumah subsidi terjun bebas, turun sekitar 70 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pengembang tidak bisa bertransaksi karena end user tidak bisa meninjau lokasi proyek karena ada pengetatan mobilitas penduduk,” ujarnya di sela-sela Pelatihan SOP Perusahaan dan Sosialisasi OSS RBA Apersi DPD Jatim Korwil Malang di Malang, Jumat (8/10/2021).

Baca juga: Kementerian PUPR Alokasikan Rp28,2 Triliun Dana FLPP 2022 untuk 200.000 Unit Rumah Subsidi

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan lambatnya penyerapan rumah bersubsidi, kata dia, maka otomatis berdampak pada sisi pasokan, pembangunan unit rumahnya, yang ikut melambat. Karena itulah, sampai dengan September 2021, unit rumah subsidi yang dibangun pengembang di Apersi di Jatim hanya mencapai 2.500 unit.

Namun pada kuartal IV/2021, kata dia, bersamaan dengan melonggarnya regulasi Covid karena pandemi relatif mereda, pembangunan bisa dikebut lagi. Sampai akhir 2021, diperkirakan unit rumah yang mampu dibangun pengembang Apersi bisa mencapai 5.000 unit.

Dengan capaian itu, ujar Evan, masih dibawah pencapaian 2020 yang menembus 6.500 unit. Oleh karena itu, pada 2022 diharapkan pembangunan rumah bersubsidi bisa digenjot untuk menutupi kekurangan pasokan pada 2020-2021.

Upaya percepatan pembangunan rumah bersubsidi, dimungkinkan dengan syarat pasar kondusif serta pembiayaan dipermudah dengan skema FLPP.

Baca juga: Hiii Serem! Rumah Tua di Malang Kerap Terlihat Penampakan Kuntilanak

Pasar kondusif yang dimaksud, yakni adanya pelonggaran regulasi Covid-19. Dengan adanya kelonggaran regulasi, maka ada mobilitas penduduk untuk melihat lokasi perumahan yang akan mereka beli.

Skema pembiayaan lewat FLPP, kata Evan, juga perlu terus diberlakukan karena merupakan skema pembiayaan terbaik bagi pengembang maupun end user. Jika syarat-syarat terpenuhi, maka upaya menggenjot pembangunan rumah bersubsidi pada 2022 bisa terealisasi dengan lebih mudah.

Daerah yang potensial dibangun rumah subsidi di Jatim antara lain Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Lamongan, dan Kediri.

Ketua Apersi DPD Jatim Korwil Malang, Dony Danatha, menambahkan potensi pasar di Malang Raya dan Pasuruan masih cukup baik. Dari sisi harga tanah, rumah bersubsidi masih memungkinkan dibangun di Kabupaten Malang dan Kota Malang.

“Intinya, pasar rumah bersubsidi masih sangat besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya