SOLOPOS.COM - Anggota BPBD Kabupaten Karanganyar mengecek lokasi bencana alam tanah longsor yang terjadi di Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro pada Selasa (9/3/2021) pukul 02.30 WIB. (Istimewa/Dokumentasi BPBD Kabupaten Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR – Bencana alam tanah longsor terjadi di Dusun Talang, RT 011/RW 004, Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar pada Selasa (9/3/2021) pukul 02.30 WIB.

Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, bencana alam tanah longsor menyebabkan talut setinggi lima meter hingga tujuh meter dan sepanjang 15 meter hingga 20 meter di rumah Wanto, 55, ambrol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto, menyampaikan kejadian tersebut kali pertama diketahui tetangga korban, yakni Triyono.

"Lalu dilaporkan ke perangkat desa setempat. Anggota BPBD bersama TNI/Polri dan perangkat desa setempat mengecek lokasi kejadian pada Selasa siang. Kami berkoordinasi dan mengecek bekas bencana alam tanah longsor," kata Sundoro saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Baca juga: 5 Pedagang Pasar Jambangan Karanganyar Meninggal Positif Covid-19

Camat Jatipuro, Murseno, membenarkan informasi tersebut. Dia menyampaikan bahwa bencana alam tanah longsor itu terjadi karena hujan yang melanda wilayah Ngepungsari, Jatipuro, dan sekitarnya sejak Senin (8/3/2021) malam.

"Hujan sejak Senin sampai malam. Nah Selasa dini hari itu terjadi tanah longsor. Talut rumah milik Pak Wanto longsor," ujar dia saat dihubungi Solopos.com.

Murseno menyampaikan warga sekitar bersama sukarelawan, anggota TNI/Polri, dan BPBD Kabupaten Karanganyar bekerja bakti membersihkan bekas tanah longsor. Dia menegaskan bahwa tidak ada warga yang mengungsi.

"Tetapi kalau nanti hujan lagi ya kami arahkan mengungsi ke tempat lebih aman. Sebetulnya lokasi itu bukan rawan bencana alam tanah longsor. Itu kan di tengah kampung," tutur dia.

Baca juga: Waduk Cengklik Park Boyolali Dibuka, Ada Kampung Sakura di Dalamnya

Murseno menduga air tidak bisa mengalir dengan lancar karena talut rumah tersebut dibuat permanen. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pembuatan talut memperhatikan lubang pembuangan.

"Kami sarankan bikin banyak pembuangan air atau resapan pada talut itu diperbanyak. Hla talut tembok tapi enggak ada resapan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya