SOLOPOS.COM - Para kepala desa dari Kecamatan Tangen, Sragen, mengikuti baris berbaris dengan memperagakan pengecekan kelengkapan pakaian di GOR Diponegoro Sragen, Selasa (17/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bagaimana jadinya orang yang tak biasa baris berbaris harus melakukan itu di hadapan orang banyak? Kesalahan gerak yang menimbulkan tawa pastinya bakal terjadi.

Itulah yang terjadi dalam lomba peraturan baris berbaris (PBB) yang diikuti 20 camat serta 208 kepala desa dan lurah se-Kabupaten Sragen, Selasa (17/5/2022). Ada beberapa dari mereka yang membuat kelucuan saat tampil tak kompak dalam lomba yang digelar di GOR Diponegoro, Sragen, itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para kepala desa dan lurah itu mengikuti lomba PBB dengan berkelompok per kecamatan. Lomba ini digelar dalam rangka merayakan Hari Jadi Ke-276 Sragen. Para kades dan lurah itu dikumpulkan dalam regu berdasarkan kecamatan. Satu regu kecamatan dipimpin camat yang bertanggung jawab memberikan perintah dan aba-aba.

Sebelum tampil, camat harus melapor kepada Wakil Bupati (Wabup) Suroto. Dalam kesempatan juga hadir Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan para pejabat eselon II. Lomba itu dimulai dari regu Kecamatan Gemolong dan dilanjutkan kecamatan lainnya.

Jurinya dari Polres Sragen, Kodim 0725/Sragen, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sragen. Salah satu anggota juri, Imam Rochadi, menyebut setiap regu diberi waktu 10 menit. Ada tiga hal yang dinilai, yakni penampilan, penjiwaan dan kekompakan, serta penguasaan materi.

Baca Juga: 40 Pelaku UMKM Meriahkan Pasar Ekraf 2022 di Gunung Kemukus Sragen

“Nanti ada tambahan peserta lomba, yakni dari para pejabat eselon II. Tadi ada yang berjalan mbagongi [seperti Bagong] yang membuat penonton bersorak,” ujarnya.

Imam menerangkan untuk PBB untuk pejabatan setingkat kepala dinas itu dilakukan secara mendadak karena tidak ada latihan dulu. Lomba untuk pejabat eselon II ini, kata dia, merupakan partai tambahan yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag Prabawanto.

Dalam kesempatan itu, Tatag melapor ke Bupati dan menjadi aba-aba kepada para eselon II. Tatag memberi aba-aba yang berbeda dengan yang dilakukan camat.

Para pejabat eselon II itu berbaris mengelilingi arena GOR Diponegoro seraya hormat. Padahal kebanyakan mereka bukan lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) yang sekarang menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Baca Juga: 2 Atlet Kelas International Ramaikan Lomba Menembak Sragen Open 2022

Bupati Yuni mengungkapkan tujuan dilaksanakan PBB ini untuk meningkatkan kedisiplinan. Dia mengingatkan bahwa kades dan lurah harus menjadi contoh rakyatnya, termasuk berseragam yang baik beserta kelengkapannya.

“Kelengkapan itu seperti raja bagi pamong sehingga jangan sampai lalai. Penampilan harus rapi, tegas, dan menjadi contoh. Tadi para eselon II sudah memberi contoh. Rangkaian Hari Jadi ini ternyata bisa menggairahkan ekonomi. Setelah terpuruk selama dua tahun, sekarang bisa tumbuh membantu ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya