SOLOPOS.COM - Ketua DRPD Boyolali, Marsono, (tiga dari kiri), menerima aduan dari Ketua GTT PAI Boyolali, Eksani (tiga dari kanan) bersama lima perwakilan GTT PAI Boyolali. (Istimewa/GTT PAI Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Lima orang perwakilan Guru Tidak Tetap (GTT) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kabupaten Boyolali mengadu kepada Ketua DPRD Boyolali, Marsono, karena belum mendapatkan formasi. Padahal, telah dinyatakan lolos seleksi tahap I PPPK Guru.

Lima orang perwakilan GTT PAI Kabupaten Boyolali mengadukan persoalan itu pada Kamis (13/1/2022). Mereka mewakili 81 guru PAI lain yang telah dinyatakan lolos passing grade seleksi tahap pertama Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru. Namun, mereka belum mendapatkan formasi hingga kini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua GTT PAI Boyolali, Eksani, mengatakan kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi dan permohonan kepada Ketua DPRD Boyolali agar memberikan tambahan formasi bagi guru PAI yang sudah lolos seleksi PPPK Guru.

Baca Juga : Sragen Dapat Rp15,3 Miliar dari Provinsi untuk Bangun Jembatan Gilirejo

Eksani berharap bahwa Marsono dapat membantu 81 guru PAI menyampaikan keluhan kepada Bupati Boyolali, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKP2D) Boyolali

“Kami memohon untuk yang sudah lolos passing grade langsung saja diangkat di sekolah induk mereka masing-masing tanpa harus ada perangkingan lagi saat optimalisasi tahap ketiga nanti atau saat pembukaan formasi PPPK Guru di tahun 2022,” ungkap Eksani dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (14/1/2022).

Eksani mengatakan GTT PAI Boyolali juga memohon penambahan formasi guru PAI SD dan SMP di tahun 2022. Ia mengatakan hanya ada 29 formasi guru PAI sedangkan guru honorer mencapai 388 orang pada 2021.

Baca Juga : Tak Cuma Jumat, Malam Selasa Kliwon Juga Keramat

Menurutnya hal tersebut sangat sedikit dan tidak berimbang dibanding dengan kekosongan guru PAI SD dan SMP di Boyolali. “Saat ini hampir semua kecamatan di Boyolali terutama SD banyak sekali guru agama islam yang sudah pensiun. Per kecamatan rata-rata tinggal beberapa orang saja yang PNS. Lainnya diisi guru honorer,” ungkapnya.

“Bahkan, di Kecamatan Sawit tidak ada guru agama Islam yang PNS. Semua diajar oleh guru agama islam honorer,” imbuh dia.

Ketua DPRD Boyolali, Marsono, mengatakan menerima aspirasi perwakilan GTT PAI Boyolali dan akan menyampaikan kepada pemangku kebijakan. “Aspirasi ini kami terima. Permohonan GTT PAI ini akan kami sampaikan kepada Bupati Boyolali sebagai pemangku kebijakan. Tentunya dengan melihat anggaran, nanti akan kami evaluasi bersama,” ujar Marsono.

Baca Juga : Thariq Halilintar Akui Positif Covid-19, Kemungkinan Omicron

Lebih lanjut Marsono mengatakan banyak GTT lolos PPPK Guru membuat penerima dana kesejahteraan rakyat (Kesra) Kabupaten Boyolali harus didata ulang. “Banyak GTT yang lolos PPPK Guru baik di tahap I dan tahap II membuat penerima kesra dari APBD Boyolali berkurang. Nantinya akan didata ulang siapa saja yang masih mendapatkan Kesra, tentunya guru dan tenaga honorer. Semoga 2022 masih mendapatkan dana kesra lagi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya