SOLOPOS.COM - Para pemain Lincoln City merayakan kemenangan. (JIBI/Reuters/Phil Noble)

FA Cup diwarnai dengan lolosnya Lincoln City ke perempatfinal.

Solopos.com, BURNLEY – FA Cup memang turnamen yang penuh keajaiban. Kejuaraan yang berlangsung sejak tahun 1871 itu seperti tak pernah kehabisan kisah heroik dari tim-tim non-unggulan. Belum selesai sensasi Sutton United, tim non-liga asal London, yang menembus babak kelima Piala FA, sesama klub non-liga Lincoln City membuat keajaiban yang lebih “edan” lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Klub yang berasal dari Lincolnshire ini sukses menembus perempatfinal FA Cup seusai mempermalukan tim Liga Premier Inggris, Burnley, 1-0, di Turf Moor, Sabtu (18/2/2017) malam WIB. Gol bek Lincoln, Sean Ragget, semenit jelang bubaran membuat pendukung tim berjuluk The Imps ini bergemuruh. Maklum, kemenangan itu mereka raih di Turf Moor yang bahkan amat angker bagi tim Liga Premier. Klub sekelas Chelsea saja gagal merebut poin penuh di kandang Burnley.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun bukan itu capaian paling fenomenal Lincoln di pertandingan kemarin. Anak asuh Danny Cowley ini mencatatkan diri sebagai tim non-liga pertama yang mampu menembus perempatfinal Piala FA sejak tahun 1914! Itu berarti sudah 103 tahun tidak ada tim dari non-liga yang sukses merangsek delapan besar.

Cowley mengatakan penampilan Lincoln di laga itu menunjukkan versi yang teramat bagus dari timnya. “Sangat luar biasa, Anda tak ingin semua ini segera berakhir,” ujar Cowley seperti dilansir Sky Sports.

Lincoln memang pantas berbangga. Luke Waterfall dkk. bertahan dengan amat baik dan kemudian mencetak gol lewat satu-satunya peluang ke arah gawang. Yang lebih spesial, mereka menandingi Burnley yang masih memasang pemain inti seperti Michael Keane, Joey Barton, Sam Vokes hingga Tom Heaton.

Cowley mengaku trenyuh saat melihat kegembiraan 3.000 fans yang hadir di Turf Moor. Ya, pendukung Lincoln praktis tak pernah merasakan kesuksesan sejak tim itu terbentuk 133 tahun silam. Prestasi terbaik mereka hanya menjuarai League Two, kasta keempat kompetisi  di Inggris, tahun 1975. “Mereka [fans] layak mendapatkan momen ini,” tutur Cowley.

Di sisi lain, kekalahan tersebut jelas menjadi pukulan telak bagi Burnley. Pelatih Burnley, Sean Dyche, menilai timnya justru canggung saat berposisi menjadi favorit. “Mereka bermain baik, melakukan apa yang harus dilakukan. Keempat bek mereka tak ke mana-mana dan mencetak gol dari sebuah kesempatan. Kredit untuk mereka,” ucap Dyche kepada BBC. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya