SOLOPOS.COM - Sungai Bengawan Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SUKOHARJO — Uji coba penanganan pencemaran air Sungai Bengawan Solo di wilayah Sukoharjo membutuhkan kajian mendalam dan berkelanjutan. Hal itu karena limbah alkohol memiliki konsentrat tinggi dan pekat yang membutuhkan penanganan khusus agar mencemari sungai.

“Kami menggandeng pihak ketiga untuk melakukan uji coba penanganan pencemaran air di Sungai Bengawan Solo pada bulan lalu. Namun, butuh penelitian mendalam lantaran konsentrat limbah alkohol sangat pekat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agus Suprapto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (10/3/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan catatan Solopos.com, tingkat pencemaran air di Sungai Bengawan Solo tergolong kategori berat. Selain limbah alkohol, tak sedikit pelaku usaha batik printing membuang limbah secara sembarangan ke sungai. Biasanya, para perajin etanol membuang limbah alkohol ke saluran irigasi yang mengalir ke Kali Samin pada malam hari. Begitu pula industri usaha kecil dan menengah melakukan hal serupa pada petang hari hingga malam hari. Air Kali Samin mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Pemkab Sukoharjo Gandeng Pihak Ketiga Tangani Pencemaran Bengawan Solo

Hal itu sangat ironis mengingat Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu sumber air strategis yang melintasi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak kehidupan yang bergantung pada Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air masyarakat di kedua daerah tersebut.

Pupuk Ciunik

Lebih lanjut, menurut Agus Suprapto, penanganan terefektif limbah alkohol yang dibuang para perajin yakni pupuk ciunik. Pupuk ciunik yang berasal dari limbah alkohol digunakan para petani untuk menggemburkan tanah. Tanah yang kondisinya gembur berimplikasi pada tingkat produksi padi meningkat.

Permasalahannya, belum semua petani mau menggunakan pupuk ciunik untuk menyuburkan tanah. “Para perajin etanol di Bekonang, Mojolaban sudah memproduksi pupuk ciunik sejak beberapa tahun lalu. Menurut saya, pembuatan pupuk paling efektif dalam penanganan limbah alkohol di sungai,” ujar dia.

Baca juga: Warga Dekat PT RUM Sukoharjo Bangun Tugu Perjuangan Lawan Pencemaran

Sejatinya, para perajin etanol dan pelaku usaha batik printing sepakat tidak akan membuang limbah cair ke Kali Samin yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo. Mereka telah menandatangani surat pernyataan yang berisi kesanggupan untuk menaati regulasi termasuk tidak membuang limbah cair ke sungai.

Lebih jauh, Agus Suprapto menambahkan jumlah perajin etanol di wilayah Desa Bekonang sebanyak 45 orang. Sedangkan perajin etanol di wilayah Kecamatan Polokarto sebanyak 92 orang. “Ada juga perajin printing batik di wilayah Mojolaban sebanyak 22 orang,” kata dia.

Pada bagian lain, seorang perajin etanol di Desa Bekonang, Mojolaban, Agus, mengatakan tak mempermasalahkan upaya pemerintah dalam mengatasi pencemaran air di Sungai Bengawan Solo. Sentra industri etanol di Bekonang telah memiliki IPAL terpadu. Para perajin etanol membuang limbah alkohol ke IPAL terpadu setiap hari.

Baca juga: Perajin Etanol Sukoharjo Sepakat Tak Buang Limbah ke Sungai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya