SOLOPOS.COM - Ilustrasi isolasi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Masa isolasi hanya lima hari bagi pasien positif Omicron dianggap masih kurang. Sementara ketika varian Delta merebak, pasien positif harus karantina selama lebih dari lima hari.

Sebagaimana diketahui sejumlah negara mengubah masa isolasi bagi penderita positif Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengubah periode isolasi diri menjadi lima hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara di Inggris, mulai 17 Januari 2022, berlaku peraturan masa isolasi bagi pasien positif Covid-19 hanya lima hari. Orang-orang dapat meninggalkan isolasi setelah dua hasil tes PCR menunjukkan negatif di hari kelima. Aturannya sama terlepas dari status vaksin.

Sebelum Omicron hadir, orang-orang khususnya di Inggris dengan gejala Covid-19 harus mengisolasi diri selama sepuluh hari. Tetapi ketika varian baru ini muncul, pejabat kesehatan mengubah periode isolasi diri.

Baca Juga: Penyintas Covid-19 yang Divaksin Punya Imunitas Paling Tinggi

Melihat ini, pakar mikrobiologi medis di University of East London, Sally Cutler kepada The Conversation berpendapat, hanya ada sedikit bukti ilmiah untuk membenarkan mengurangi masa isolasi ini.  “Beberapa berpendapat Omicron ringan dan tidak mengakibatkan lonjakan rawat inap, tetapi harus diingat gelombang kasus menyapu populasi dengan tingkat perlindungan yang cukup besar dari kombinasi infeksi alami dan kekebalan yang diinduksi vaksinasi,” kata dia seperti dikutip dari Medical Daily dan dikutip Antara pada Jumat (21/1/2022).

Culter menyebutkan, sebuah tinjauan sistematis komprehensif berbasis di Inggris terhadap 79 makalah dari seluruh dunia (tidak termasuk yang memiliki jumlah kasus sangat rendah) meninjau pelepasan virus dari 5.340 orang yang terinfeksi. Tinjauan ini mengevaluasi tidak hanya viral load melalui pengujian PCR, yang dapat tetap positif untuk beberapa waktu setelah pemulihan klinis, tetapi juga kemampuan untuk bertumbuhnya virus.

Hasilnya, viral load ditemukan dalam jumlah yang rendah dalam beberapa hari pertama, tetapi kemudian mencapai puncaknya sekitar hari ketiga hingga enam. Kemudian, menurun pada hari ketujuh hingga sembilan sampai tidak ada virus yang dapat dipulihkan pada hari kesepuluh.

“Dengan kata lain, data mendukung periode isolasi sepuluh hari,” tutur Cutler.

Baca Juga: Studi: Positif Covid-19 Masih Punya Virus Aktif Selama Lebih 10 Hari

Beberapa penelitian telah menyarankan periode pelepasan virus yang sedikit lebih pendek pada orang tanpa gejala, tetapi menurut Cutler, keputusan tentang kebijakan harus didasarkan pada semua infeksi bukan hanya sebagian.

Sebuah studi dari Jepang yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah memperlihatkan pelepasan virus yang dikaitkan dengan Omicron paling tinggi pada tiga hingga enam hari setelah dimulainya gejala.

Kemudian, satu penelitian kecil dari University of Exeter menemukan, satu dari tiga orang masih berpotensi menularkan setelah lima hari. “Bukti menunjukkan pada hari kelima banyak orang masih akan mengeluarkan virus yang berpotensi mengakibatkan penyebaran Covid-19 selanjutnya,” tutur Cutler.

Baca Juga: Kenali Gejala MIS-C Pada Anak Pasca-Positif Covid-19

Dia menegaskan, pemberlakuan masa isolasi menjadi lima hari berisiko melepaskan orang terinfeksi kembali ke masyarakat pada waktu puncak penyebaran virus menular. Ini sangat berbahaya bagi orang-orang di sekitar mereka.

“Orang ingin merasa aman ketika mereka pergi keluar, mengetahui orang lain dites dengan benar dan mengisolasi diri sampai mereka tidak lagi menjadi risiko bagi orang lain,” demikian kata Cutler.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya