SOLOPOS.COM - PRODUK SUKSES -- Petugas di sebuah pasar swalayan tengah menata produk mi instan Indo Mie yang merupakan salah satu produk unggulan Indofodd, salah satu kelompok usaha milik Liem Sioe Liong. (JIBI/Bisnis Indonesia/Wahyu Darmawan)

PRODUK SUKSES -- Petugas di sebuah pasar swalayan tengah menata produk mi instan Indo Mie yang merupakan salah satu produk unggulan Indofodd, salah satu kelompok usaha milik Liem Sioe Liong. (JIBI/Bisnis Indonesia/Wahyu Darmawan)

JAKARTA – Kalau mau tahu sekuat apa kerajaan bisnis Liem Sioe Liong, lihatlah First Pacific. Tentakel kerajaan bisnisnya, di bawah perusahaan induk First Pacific Company Limited yang tercatat di Hong Kong Stock Exchange dan kini dikendalikan oleh putranya, Anthony Salim, memiliki aset US$7,88 miliar pada akhir 2011 (setelah 30 tahun) dibandingkan dengan US$1,29 miliar pada 2003.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Grup Salim dengan asetnya di bawah kendali First Pacific merupakan salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Oom Liem mendirikan First Pacific, yang pada awalnya bernama Overseas Union Finance Limited, pada 1981 di Hong Kong. Semula, First Pacific merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan dengan modal disetor hanya US$0,9 juta dan enam orang staf di sebuah kantor seluas 50 meter persegi d Hong Kong.

Dalam 6 tahun setelah didirikan, First Pacific langsung meluaskan ekspansinya dengan mengakuisisi Hibernia Bank di San Francisco, berinvestasi di Berli Jucker di Thailand, United Savings Bank di California, Hong Nin Bank di Hong Kong, dan mendirikan Metro Pacific Corporation di Filipina.

Pada 1988, First Pacific Holdings dan First Pacific International merger dan membentuk First Pacific Company dan backdoor listing ke perusahaan cangkang Shanghai Land milik keluarga Kadoorie. Investasi pertama kali di sektor telekomunikasi dilakukan dengan mengakuisisi 50% saham Pacific Link, Hong Kong, yang disusul dengan akuisisi Dragon Seed Department Store di Hong Kong.

Pada periode 1989-1996, First Pacific kembali lagi melaksanakan serangkaian akuisisi untuk memperluas bisnisnya, sehingga pertumbuhan bisnisnya melesat. Untuk pertama kalinya, pada 1996 saham First Pacific menjadi konstituen dalam perhitungan indeks Hang Seng di Hong Kong.

Saat krisis ekonomi dan perbankan melanda Asia dan Indonesia pada 1997-1998, Om Liem justru tak surut langkah. First Pacific malah mengakuisisi Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT) di Filipina dan Indofood di Indonesia.

10 Tahun kemudian, melalui Indofood, Oom Liem, Anthony Salim, dan First Pacific secara tidak langsung mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja, pengendali PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk.

Saat itu, keluarga Salim juga menyepakati transaksi tukar guling dengan keluarga Sariaatmadja di mana PT Indosiar Karya Media Tbk, perusahaan induk stasiun televisi Indosiar, dilepas ke keluarga Sariaatmadja. Pelepasan kendali dari keluarga Salim atas Indosiar Karya Media baru terjadi belum lama ini ke keluarga Sariaatmadja.

Bacelius Ruru, mantan Sekretaris Kementerian BUMN dan juga pejabat Kementerian Keuangan, mengatakan Om Liem adalah sosok pebisnis yang ulet dan pekerja keras. “Saya kira yang membuat bisnis keluarga Salim menjadi seperti sekarang ini adalah keuletan, di samping relasi yang bagus,” ujarnya.

First Pacific kini memiliki portofolio investasi di sektor telekomunikasi, infrastruktur, barang konsumsi, dan sumber daya alam. Sektor bisnis itu merupakan segmen yang menarik di Indonesia, mengingat berhubungan erat dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 245 juta jiwa.

Satu bankir investasi senior di bank asing mengungkapkan gaya Oom Liem dalam berbisnis mirip dengan Eka TJipta Widjaja dengan perusahan induknya Asia Pulp & Paper Ltd, Asia Food & Properties, dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk. “Oom Liem melihat jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan segmen yang menarik, sehingga mayoritas portofolio bisnisnya di basic needs, mirip dengan yang dilakukan oleh Eka Tjipta dengan Grup Sinar Mas.

Menurut dia, aset terbesar Grup Salim adalah di bawah kendali First Pacific dan semuanya itu di segmen bisnis yang menyediakan barang dan jasa kebutuhan pokok orang banyak.

Oom Liem dikenal sebagai sosok yang sederhana. Itu pula yang terlihat dari gaya Grup Salim dalam berbisnis. “Grup Salim cukup konservatif dan konvensional bila dibandingkan dengan Grup Bakrie. Kini First Pacific memiliki 25,8% saham PLDT, operator telepon di Filipina yang sahamnya tercatat di bursa Filipina dan New York Stock Exchange.

First Pacific juga mengendalikan 59,1% saham Metro Pacific Investments Corporation, perusahaan terbuka yang bergerak di segmen infrastruktur.

Di PT Indofood Sukses Makmur Tbk, First Pacific memiliki 50,1% saham. Indofood memiliki anak perusahaan yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Salim Ivomas Pramata Tbk (SIMP), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Di sektor tambang, First Pacific memiliki 31,3% saham Philex Mining Corporation.

Berdasarkan UBS Investment Research, di luar First Pacific, Grup Salim memiliki PT Indomobil Sukses International Tbk, PT Unggul Indah Cahaya Tbk, dan investasi lainnya di luar negeri seperti QAF Singapore, Jurong Cement Singapore, Sembawang Resources Singapore, dan kepemilikan minoritas di PT Bank Central Asia Tbk (1,77%) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (13,03%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya