Solopos.com, SOLO — Jembatan sesek di Sungai Bengawan Solo menjadi jalan pintas bagi warga Solo hendak ke Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, maupun sebaliknya saat Jembatan Mojo ditutup untuk perbaikan pada 26 September-30 November mendatang.
Bahkan sekarang pun, saat Jembatan Mojo belum ditutup, sudah banyak warga yang memanfaatkan jembatan tersebut. Hal itu karena jarak dan waktu tempuh menjadi jauh lebih singkat jika melewati sesek ketimbang lewat Jembatan Bacem dan Jl Ciu.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Meski mempersingkat jarak dan waktu tempuh perjalanan dari Solo-Mojolaban, jembatan yang terbuat dari bambu itu bukannya tanpa risiko. Ketika hujan misalnya, melewati jembatan sesek itu benar-benar menguji nyali bagi pengguna jalan.
Rasa waswas, ngeri, dan khawatir bercampur saat melewati jembatan sesek sepanjang kurang lebih 70 meter di Sungai Bengawan Solo itu. Pengendara sepeda motor harus berjalan pelan-pelan lantaran lantai jembatan hanya terbuat dari sesek yang dirakit menggunakan kawat dan paku.
Mereka juga harus fokus dalam mengendalikan setang sepeda motor. Lebar jembatan kurang lebih sekitar dua meter. Artinya, jembatan hanya bisa dilewati satu jalur kendaraan bermotor.
Baca Juga: Menjajal Seberangi Bengawan Solo lewat Jembatan Sesek, Ngeri-Ngeri Sedap!
Menyeberangi jembatan sesek bisa memacu adrenalin karena jarak jembatan dengan permukaan air sungai hanya beberapa meter. Salah sedikit saja atau terpeleset gara-gara tak fokus, nyawa taruhannya.
Pengguna jalan bakal langsung jatuh dan tenggelam di Bengawan Solo jika kurang hati-hati dan tidak fokus saat menyeberangi jembatan. “Kalau pas hujan lebat atau gerimis, saya tak mau mengambil risiko melewati jembatan sesek. Taruhannya nyawa jika terpeleset dan jauh ke sungai,” kata seorang pengguna jalan asal Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Antok, kepada Solopos.com, Minggu (11/9/2022).
Lantai Jembatan Licin saat Hujan
Menurutnya, lebih baik tombok sedikit untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk memutar melewati Jl Ciu dan Jembatan Bacem ketimbang bertaruh nyawa melewati jembatan sesek di Bengawan Solo saat hujan.
Baca Juga: Jembatan Sesek Beroperasi, Jadi Jalur Alternatif Penghubung Solo-Sukoharjo
Seperti diketahui, beberapa hari terakhir wilayah Solo dan sekitarnya kerap diguyur gerimis dan hujan. Meski hanya beberapa menit, namun kondisi itu membuat para pengguna jalan waswas dan ngeri saat melewati jembatan sesek.
Mereka harus bertaruh nyawa saat melewati lantai jembatan yang licin setelah diguyur air hujan. “Sebenarnya, lebih cepat dan memangkas jarak memang lewat jembatan sesek. Tak perlu panas-panasan memutar arah melewati Jl Ciu. Namun, harus memperhatikan situasi dan kondisi jembatan. Jika turun hujan, lebih baik lewat Jl Ciu,” ujarnya.
Terlebih saat ketinggian air sungai bertambah signifikan, jembatan sesek rawan hanyut diterjang derasnya air sungi. Hal itu pernah terjadi pada 2017 lalu. Jembatan sesek di Bengawan Solo hanyut saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Solo.
Baca Juga: Jadi Alternatif saat Jembatan Mojo Ditutup, Dishub Solo akan Uji Jembatan Sesek
Kala itu, aliran air sungai yang deras menerjang jembatan sesek. Beruntung, taka da pengendara sepeda motor yang melewati jembatan sesek saat peristiwa tersebut.
“Satu hal yang jelas kami tetap memprioritaskan keselamatan pengguna jalan. Jika kondisi tak memungkinkan seperti hujan lebat, jembatan sesek tidak difungsikan sementara. Toh, pengguna jalan juga khawatir melewati jembatan saat hujan,” kata seorang pengelola jembatan sesek asal Desa Gadingan, Mojolaban, Bagong.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
