SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasangan sibuk main ponsel (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Libur panjang menjadi momen yang kerap ditunggu karena menjadi ajang untuk berkumpul dengan keluarga atau liburan. Namun, tidak jarang anggota keluarga malah sibuk atau asyik dengan HP masing-masing.

Mereka yang biasa melakukan itu kerap disebut korban phubbing. Ternyata cukup banyak pengguna ponsel di Indonesia yang memiliki perilaku seperti itu. Dalam survei yang dirilis Deka Insight di Jakarta, beberapa waktu lalu, saat ditanya kapan mereka sering mengoperasikan perangkat mereka, jawaban tertinggi adalah saat liburan yaitu 81%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Urutan kedua adalah saat berkumpul bersama keluarga yaitu 77%. Pengguna juga sering menatap layar ponsel mereka saat nongkrong bersama teman (66%), selfie (60%), serta acara khusus seperti pernikahan dan ulang tahun (47%).

Survei ini dilakukan Deka Insight terhadap lebih dari 1.000 responden yang tersebar di enam kota besar di Indonesia pada 2019. Riset yang dilakukan Deka Insight ini mencoba memotret perilaku pengguna telepon pintar di Indonesia.

KAI Daops VI Tambah 12 KA, Ini Tiket yang Tersedia

Psikolog Tanti Diniyanti meyakini penggunaan gawai saat sedang bersama keluarga secara berlebihan  akan berdampak negatif terhadap hubungan dengan pasangan dan memengaruhi anak. ”Anak akan merasa diabaikan, tidak diperhatikan atau disisihkan oleh orang tuanya,” ujar dia sebagaimana dikutip dari Bisnis.com.

Dampak phubbing bisa dirasakan anak seperti mengakibatkan anak akan merasa kesepian. Anak akan merasa sendiri dan berpotensi akan lebih mementingkan urusannya sendiri. Dalam kondisi ini, jarak relasi antara anak dengan orang tua akan melebar sehingga mereka tidak dapat merasakan kehangatan dan kebersamaaan di dalam keluarga.

Perlu ada kesepakatan di dalam keluarga untuk tidak memegang gadget ketika sedang bersama baik di rumah maupun di tempat lain, seperti restoran. Setiap anggota keluarga juga perlu membuat kesepakatan bersama untuk mematikan gadget pada jam-jam tertentu. Aturan itu perlu ditempuh untuk mengurangi dampak phubbing.

5 Kelompok Besar

Sementara itu, Deka Insight membagi lima kelompok besar penggunaan ponsel. Pengelompokkan didasarkan pada kesamaan tujuan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pengguna. Yang pertama adalah kelompok aktivitas untuk mengabadikan kenangan.

17 Rest Area di Jateng Gelar Rapid Test Saat Libur Panjang

Di sini, mengambil foto jadi aktivitas yang paling sering dilakukan dengan persentase 93%, sekaligus membuatnya jadi kegiatan dengan intensitas tertinggi secara keseluruhan. Ia didampingi merekam video dengan persentase 63%, atau keempat tertinggi secara keseluruhan.

Berikutnya, merupakan kelompok aktivitas dengan tujuan untuk berkomunikasi. Paling banyak melakukan panggilan telepon (87%) dan berkirim pesan instan (72%). Keduanya, secara berurutan, jadi kegiatan dengan intensitas tertinggi kedua dan ketiga secara keseluruhan.

Kemudian ada kelompok aktivitas dengan tujuan untuk bersosialisasi atau mencari informasi. Di kelompok ini diisi dengan mengakses media sosial (63%) dan berselancar melalui peramban (61%). Selanjutnya adalah kelompok aktivitas dengan tujuan hiburan yang meliputi bermain game (55%), menonton video (49%), dan mendengarkan musik (17%).

Volume Kendaraan di Jalan Solo-Jogja Meningkat Tapi Lalu Lintas Lancar

Selebihnya tergabung dalam kategori lain-lain, yang diisi dengan mengakses aplikasi peta (42%), memesan transportasi online (40%), berbelanja (30%), memeriksa email (28%), mengakses aplikasi perbankan (11%), serta membuka aplikasi yang menunjang pekerjaan penggunanya (8%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya