SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus. (Solopos-dok)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Seorang warga Kelurahan/Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, harus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Sebelas Maret, Pabelan, karena terjangkit virus leptospirosis.

Programmer Pemberantasan Penyakit Berbasis Binatang (P2B2) UPT Puskesmas Kartasura, Bagus Panuntun, mengatakan UPT Puskesmas Kartasura mendapatkan informasi mengenai warga Kartasura yang terjangkit virus leptospirosis dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laporan tersebut ditindaklanjuti puskesmas dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke tempat tinggal korban tersebut. “Kalau di tempat tinggalnya ada tikusnya, tetapi tidak ditemukan jejaknya, mungkin di atas rumah atau luar rumah. Dari hasil PE, korban dimungkinkan terkena virus tersebut di tempat ia bekerja,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (31/1/2020).

Perlintasan Purwosari Solo Ditutup Per 5 Februari 2020, Ini Jalur Alternatifnya

Ekspedisi Mudik 2024

Dari informasi yang ia dapat, korban bekerja di pasar sebagai pembersih kamar mandi. Saat beraktivitas, korban tidak memakai pelindung lengkap. Kemudian di kakinya ada luka.

Kemungkinan lewat luka itulah virus leptospirosis yang dibawa oleh tikus masuk ke dalam tubuhnya. “Tahun lalu juga ada warga di dekat pasar yang terjangkit virus tersebut. Kemungkinan virus sudah terinfeksi di sana,” ujar dia.

Kondisi korban, lanjut dia, saat ini masih bisa ditangani dengan baik. Virusnya belum mengenai organ vital seperti ginjal. Gejala yang dialami korban adalah nyeri kaki, punggung, dan mata menguning. Dari gejala itulah dia dinyatakan positif leptospirosis.

Sudah Ada yang Meninggal, Warga Klaten Harus Waspada Leptospirosis!

Tempat yang harus diwaspadai, menurut dia, yakni tempat yang gelap dan lembap. Tikus akan berkembang biak dan nyaman tinggal di tempat seperti itu. “Tempat seperti itu harus dihindari. Kemudian jangan membuang sisa makanan sembarangan yang berpotensi dimakan tikus,” imbuh dia.

Saat ini, masyarakat masih minim informasi mengenai penyebaran, penyebab, penularan, dan gejala leptospirosis. Penyakit ini biasanya diawali demam. Tak jarang masyarakat menganggap itu tidak membahayakan sehingga hanya diberi obat yang dibeli di warung. "Jika sudah tidak bisa berjalan dan mata mulai menguning, baru terasa penyakitnya,” ujar dia.

Ngemplang Pajak Rp5,1 Miliar, 2 Eks Direktur Perusahaan Properti di Purwokerto Dipidanakan

Saat ini UPT Puskesmas Kartasura sudah menyosialisasikan penyakit tersebut ke wilayah sekitar rumah korban. Dalam waktu dekat, petugas Puskesmas akan menyosialisasikan ke setiap desa. Tahun sebelumnya, warga Kartasura yang terjangkit leptospirosis berjumlah enam orang, tiga orang di antaranya meninggal dunia.

“Ini termasuk penyakit baru, muncul pada 2014. Jadi banyak masyarakat yang belum mengerti layaknya penyakit pada umumnya. Maka kami akan menyosialisasikannya,” kata Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya