SOLOPOS.COM - Kue legondo tersaji dalam satu piring di salah satu rumah warga Dukuh Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Jumat (29/7/2022) malam. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Petilasan Sunan Kalijaga di Dukuh Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah saat peringatan 1 Sura atau tahun baru Jawa yang berbarengan dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam.

Pada waktu bersamaan, warga Sepi memiliki tradisi untuk membikin kue legondo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Legondo merupakan kue terbuat dari bahan beras ketan, santan, dan parutan kelapa. Kue dibungkus menggunakan janur. Cita rasa kue tradisional itu gurih.

Salah satu warga Sepi, Wagino Warno Sudarso, 80, mengatakan setiap bagian legondo memiliki makna. Legondo berarti lega ing dada atau lega di dalam dada.

Ketan yang lengket memiliki makna barang rumaket kudu dieling-eling atau hal yang melekat harus diingat-ingat.

Baca Juga: Dukuh Sepi di Cawas Klaten Mendadak Diserbu 3.000an Orang, Ada Apa?

“Artinya jangan sampai lupa dengan perintah Allah. Kemudian ada janur yang berarti jan yang maknya sejatine [sejatinya] dan nur yang berarti cahaya. Sejatinya manusia mengejar cahaya,” jelas Warno saat ditemui di Dukuh Sepi, Jumat (29/7/2022) malam.

Warno menjelaskan tradisi membikin legondo saat 1 Sura sudah berlangsung secara turun temurun.

Kue itu menjadi hidangan utama ketika ada tamu atau ketika warga Sepi berkumpul dengan keluarga saat malam 1 Sura.

Legondo juga menjadi salah satu kuliner yang diburu para peziarah. Saking melekatnya legondo dengan tradisi ziarah ke petilasan Sunan Kalijaga, banyak peziarah yang memburu legondo meski datang tak bertepatan dengan 1 Sura.

“Kalau ada tamu yang datang mencari legondo, kami pesankan ke warga yang bisa memasak,” kata Warno yang juga juru kunci petilasan Sunan Kalijaga.

Baca Juga: Punya Julukan Boyolali Tersenyum, Ini Maknanya

Untuk semakin mengenalkan legondo, warga dan pemerintah desa setempat memiliki agenda rutin menggelar kirab legondo menyambut 1 Muharram. Karena pandemi Covid-19, kirab itu ditiadakan selama tiga tahun terakhir.

Kepala Desa Barepan, Irmawan Andriyanto, mengatakan membuat legondo terutama saat malam 1 Sura sudah menjadi tradisi turun temurun bagi warga Dukuh Sepi.

“Pasti di setiap rumah warga dukuh ini, pada ruang tamu ada legondo saat 1 Muharram,” jelas dia.

Peringatan 1 Muharram atau 1 Sura menjadi Lebaran ketiga bagi warga Dukuh Sepi selain lebaran Idulfitri maupun Iduladha.

Warga yang ada di perantauan pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga mereka. Mereka sama-sama menikmati legondo bikinan sendiri.

Irmawan menjelaskan Pemkab Klaten mendaftarkan Legondo Cawas untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Dengan pendaftaran itu, Irmawan berharap salah satu potensi Klaten tersebut bisa semakin dikenal dan bisa mengangkat perekonomian warga terutama di wilayah Desa Barepan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya