SOLOPOS.COM - Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO– Sebuah ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri terjadi di Kantor Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) sekitar pukul 08.30 WIB.

Kapolres Sukoharjo meminta masyarakat di wilayahnya tak perlu panik dan khawatir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab ledakan tersebut. Diketahui saat ini polisi masih menyelidiki dan mengamankan area lokasi ledakan diduga bom tersebut.

Sementara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan pengamanan markas komando (Mako) Polres dan di seluruh Polsek Sukoharjo tetap dilakukan sesuai standard operational prosedure (SOP).

“Setiap hari jajaran kepolisian sudah siaga. Sukoharjo aman dan tidak perlu panik dan gaduh. Hanya kejadian di Jawa Barat tersebut membuat kita semua dan masyarakat harus lebih waspada bahwa ancaman terorisme seperti itu masih nyata,” terang Kapolres saat dikonfirmasi Solopos.com, Rabu.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Bandung, Begini Imbauan Densus 88

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri memetakan potensi sasaran rekrutmen radikalisme di Indonesia. Sasaran itu di antaranya kepada kelompok perempuan, kelompok muda dan netizen atau warganet, serta masyarakat urban.

Hal itu seperti dipaparkan Katim Pencegahan Mabes Polri/Densus 88, Kompol Agus Isnaini dalam kegiatan Workshop Kebangsaan yang mengusung tema Membangun Sinergitas 4 Pilar (TNI-Polri-Kemenag-Pemda) dan Masyarakat oleh Polres Sukoharjo melalui Polsek Kartasura di Kantor Kecamatan Kartasura pada Selasa (15/11/2022).

Deteksi dini menjadi salah satu langkah pencegahan, di antaranya menciptakan rasa tanggap masyarakat atas perubahan lingkungan sosial.

Masyarakat juga dapat meningkatkan partisipasi untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika mengetahui atau melihat kegiatan yang mencurigakan.

Selain itu sinergi pemerintah daerah, TNI, Polri, penyuluh agama, para tokoh dan stakeholder terkait juga perlu ditingkatkan untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikal dan terorisme.

Baca Juga: Penjagaan Ketat Pasca Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung

“Peran pencegahan masing-masing stakeholder antara lain masyarakat, masyarakat dapat melakukan deteksi dini dan berpartisipasi melapor kepada RT/RW bila menemukan warga yang terindikasi ciri-ciri radikal terror,” ungkap Kompol Agus.

Sementara RT dan RW dapat melakukan pendataan dan pemeriksaan terhadap pendatang baru atau pendatang yang menginap di rumah warga.

Bagi tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda harus mampu menyampaikan informasi pencegahan radikalisme kepada warga melalui pendekatan agama budaya dan kegiatan kepemudaan.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Begini Kronologinya

Bhabinkamtibmas/Babinsa penyuluh agama perangkat desa diimbau dapat menyampaikan informasi pencegahan radikalisme kepada warga. Hal itu dapat dilakukan dengan membantu melakukan pengamanan wilayah jika ditemukan ada kasus radikalisme di lingkungan dan melaporkan kesatuan atas.

Bagi Polsek/Koramil/Kecamatan harus bersinergi serta mampu melakukan penyuluhan pembinaan dan sosialisasi dan penguatan empat pilar kebangsaan terhadap perangkat- perangkat desa dan tokoh masyarakat.

Sementara Forkopimda diharapkan mampu bersinergi dan menentukan arah kebijakan daerah guna menguatkan ideologi bangsa dalam mencegah intoleransi radikalisme dan terorisme di wilayah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya