SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

SUKOHARJO--Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo memastikan seluruh puskesmas rawat inap tetap buka 24 jam selama libur Lebaran 1433 Hijriah. Sedangkan puskesmas non rawat inap, diberlakukan sistem piket untuk melayani masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu seperti diungkapkan Kepala Dinkes Kabupaten Sukoharjo, dr Guntur Subyantoro, Minggu (12/8/2012). Dia menyatakan libur Lebaran bukan alasan untuk tidak memberi pelayanan masyarakat, terlebih layanan kesehatan setiap waktu sangat dibutuhkan dan sifatnya darurat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Namanya orang sakit kan tidak bisa menunggu. Karena itu meski libur Lebaran, puskesmas tetap buka 24 jam yang rawar inap, sementara puskesmas nonrawat inap ada sistem piketnya,” ujarnya sesaat sebelum mengikuti sebuah acara di SMA Muhammadiyah Sukoharjo.

Guntur mengungkapkan terdapat 10 puskesmas rawat inap di Kabupaten Sukoharjo. Wilayah kecamatan tertentu bahkan mempunyai dua puskesmas rawat inap sekaligus. Dalam kasus demikian, kedua-duanya tetap buka 24 jam agar dapat memberikan pelayanan sewaktu-waktu.

“Seperti di Kecamatan Nguter, ada dua puskesmas rawat inap. Kedua-duanya akan buka selama 24 jam saat libur Lebaran meskipun induknya hanya satu,” paparnya.

Sementara puskesmas nonrawat inap, dia menjelaskan terdapat sistem piket. Petugas piket meliputi tiga orang terdiri atas satu petugas medis, satu petugas obat, dan satu orang drtiver atau sopir. Kebijakan tersebut agar pelayanan kesehatan di puskesmas tetap bisa berjalan baik.

Guntur menambahkan Dinkes akan berkoordinasi dengan rumah sakit-rumah sakit di wilayah Kabupaten Sukoharjo agar tetap buka selama berlangsungnya libur Lebaran. “Tidak hanya RSUD, semua rumah sakit di Sukoharjo diminta agar mereka tetap buka pelayanan,” ujarnya.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Puskesmas Bulu, dr Iskandar, menyatakan momen libur Lebaran meningkatkan risiko penularan penyakit. Hal iu mengingat banyaknya pendatang dari perantauan yang ingin menghabiskan perayaan Lebaran di kampung halaman masing-masing.

“Kerawanan itu mendorong kami untuk lebih siaga dan meningkatkan pengawasan di wilayah kerja,” jelas dia. Menurut Iskandar, salah penyakit yang diwaspadai adalah malaria. Selama ini, kata Iskandar, perantau di sejumlah daerah terindikasi membawa wabah penyakit malaria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya