SOLOPOS.COM - Ratusan warga Dusun Tegalsari RW 011, Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan menikmati hidangan saat acara kenduri massal yang digelar di kawasan setempat, Selasa (29/7/2014). Acara itu digelar untuk mempererat silaturahmi dengan masyarakat. (JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, PRAMBANAN—Sekitar 500 warga Dusun Tegalsari RW 011, Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan mengikuti kenduri massal di jalan kampung mereka, Selasa (29/7/2014) pagi. Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun itu dilakukan untuk menghilangkan tradisi syirik yang selama ini pernah dilakukan warga saat Lebaran.

Pantauan solopos.com, ratusan warga mulai berdatangan di jalan kampung RW 011 sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka membawa aneka makanan, sayur dan jajanan pasar dengan diwadah sebuah tampah.
Sesampainya di lokasi, warga yang terdiri atas berbagai macam usia itu pun duduk santai pada alas sederhana berupa tikar dengan beratapkan tenda. Warga pun menaruh makanan di atas tikar dengan dikelilingi ratusan warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah warga berkumpul, kegiatan kenduri massal pun dimulai dengan doa. Kemudian, warga saling bermaaf-maafan dan dilanjutkan dengan tausiah. Setelah itu, warga mulai menyantap makanan yang mereka bawa secara bersama.

Salah satu warga, Sriyono, mengatakan kenduri massal itu digelar untuk menghindari tradisi menyediakan sesajian sebelum dan sesudah Ramadan yang pernah dilakukan warga sekitar. “Sebelumnya, banyak warga yang membuat sesaji pada sebelum maupun sesudah Lebaran. Itu kan perbuatan syirik, jadi beberapa pengurus masjid mengusulkan untuk mengadakan kenduri massal untuk menghindari sesajian itu,” katanya kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Sementara, ketua panitia kegiatan, Yuli Suryanto, menambahkan kenduri massal pada 2014 ini adalah yang ke enam kalinya digelar. Selain untuk menghindari perbuatan syirik, kenduri massal itu juga untuk memupuk kerukunan dan keakraban warga setempat. “Kegiatan kenduri massal ini untuk memupuk kerukunan dan keakraban warga, yang dahulu merantau kini pulang Lebaran dan bisa kumpul sama keluarga dan warga,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Selain itu, sambung dia, kenduri massal juga berguna menghilangkan kesan perbedaan latar belakang maupun ekonomi. “Mereka duduk bersama dan makan bersama tanpa membeda-bedakan latar belakang dan kemampuan ekonomi. Yang penting di sini adalah kebersamaan dan persatuan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya