SOLOPOS.COM - Ilustrasi-Masalah-Pencernaan-huffingtonpost.com

 

Ilustrasi-Masalah-Pencernaan-huffingtonpost.com

Ilustrasi-Masalah-Pencernaan-huffingtonpost.com

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Harianjogja.com, BANTUL-Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat setempat mewaspadai penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan saat merayakan hari raya Lebaran.

“Setelah selama sebulan penuh berpuasa, waktu makan orang tersebut telah menjadi pola, sementara saat Lebaran membuat pola makan baru, sehingga pencernaan kita harus menerima perubahan itu,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Sehat Dinkes Bantul Siti Royhana, Senin (28/7/2014).

Oleh sebab itu, kata dia, warga terutama umat Muslim yang telah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadhan harus mewaspadai penyakit pasca-Lebaran agar tidak mengganggu pencernaan.

“Apalagi di saat Lebaran ini orang cenderung makan makanan berlemak, misalnya opor, daging dan lain-lain, bisa jadi pola yang berubah drastis itu menyebabkan sakit perut hingga diare, kolesterol, gula darah,” katanya.

Untuk mencegah penyakit pencernaan itu, pihaknya menyarankan masyarakat agar tetap mengkonsumsi makan makanan dengan menu seimbang, di mana tetap memperhatikan porsi sayur-sayuran dan buah-buahan agar kondisi tetap sehat.

“Intinya masyarakat perlu mewaspadai penyakit yang tidak menular itu, terutama bagi meraka yang pernah menderita hipertensi tinggi, maupun gula, jangan sampai penyakit orang itu malah kambuh,” katanya.

Selain memperhatikan pola makan dengan menu gizi seimbang, kata dia masyarakat harus menerapkan gaya hidup sehat, seperti yang dikenal dengan pola hidup bersih sehat (PHBS).

“Kami anjurkan masyarakat agar terus beraktifitas fisik, bahkan berolah raga ringan, tentunya tidak merokok, supaya mereka yang sehat tetap sehat, dan mereka yang pernah sakit kondisinya lebih baik,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Bantul Heru Bintarto, mengatakan, selama Lebaran pihaknya mewaspadai penyakit yang berpotensi wabah atau kejadian luar biasa (KLB), seperti keracunan dan diare serta demam berdarah.

“Kegiatan ini berupa respon cepat terhadap kejadian penyakit berpotensi wabah, untuk itu petugas surveilans baik puskesmas maupun Dinkes siap siaga 24 jam menerima laporan terkait dengan kejadian wabah atau KLB,” katanya.

Menurut dia, pada Lebaran tahun sebelumnya memang tidak ditemukan kasus keracunan maupun penyakit berpotensi wabah atau KLB, namun kejadian ini tetap diwaspadai mengingat saat Lebaran banyak orang mudik yang kemungkinan ‘membawa’ penyakit.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya