SOLOPOS.COM - Sejumlah warga menawarkan jasa penukaran uang pecahan di Jalan Mayor Kusmanto, Solo, Selasa (23/7). Mereka mengaku mendapatkan keuntungan sebanyak 5% dari jumlah nominal uang yang ditukarkan.

Solopos.com, SOLO – Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo semula memprediksi perputaran uang di Soloraya selama Ramadan hingga Lebaran mencapai Rp2,1 triliun. Namun, prediksi itu meleset, jumlahnya telah mencapai Rp2,2 triliun. Salah satu pemicunya yakni kehadiran pemudik yang meningkatkan transaksi.

Di awal Bulan Puasa, BI memproyeksikan kebutuhan uang untuk Puasa dan Lebaran tahun ini hanya Rp2,1 triliun. Tetapi realisasinya justru lebih banyak. “Ada deviasi sekitar 1% dari proyeksi awal,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono ketika Solopos.com, Selasa (6/8/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meningkatnya kebutuhan dana ini tidak hanya dipicu oleh penambahan jumlah ATM yang dibuka di Soloraya, tetapi saat ini pasar tengah dihadapkan pada kenaikan harga barang yang cukup signifikan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kondisi ini yang menyebabkan kebutuhan dana dari masyarakat juga meningkat.”

Ismet menjelaskan bank-bank sudah mulai menambah stok dana untuk pengisian ATM ini sejak pekan lalu.

“Dua hari ini [Senin-Selasa] sebenarnya kami masih buka dan masih melayani penarikan  dana dari bank. Tapi sepertinya bank sudah antisipasi sebelumnya. Jadi hari ini pelayanan terbatas kami lebih banyak dimanfaatkan untuk transaksi kliring.”

Dipastikan, tingginya angka pemudik yang datang ke wilayah Soloraya akan meningkatkan nilai transaksi. ATM yang berlokasi di titik-titik strategis seperti pusat belanja dan mal harus dijaga agar tidak terjadi kekosongan.

“Bank memang sudah hitung kebutuhan uang masing-masing. Dan bank biasanya memakai manajemen likuiditas yang diatur dengan cash management agar tidak terjadi kekosongan uang di ATM. Kalau  fungsi ini tidak dijalankan, BI berhak menegur bank yang bersangkutan,” tandas Ismet.

Deputi Kepala Perwakilan BI Solo Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern (SPMI), Tigor Silalahi, menambahkan meskipun Bank Indonesia melalui bank-bank sudah memaksimalkan penyediaan uang tunai untuk Lebaran nanti, pihaknya berharap agar masyarakat mulai mengurangi transaksi dengan uang tunai. Masyarakat diarahkan untuk bertransaksi pakai kartu.

“Untuk tahun ini, transaksi dengan electronic money semacam Visa, Master, kartu kredit maupun kartu debet, sudah semakin diterima masyarakat. Beda dengan kondisi 2-3 tahun lalu. Seperti dilihat sekarang di mal dan restoran dan toko-toko ritel sudah mulai membuka layanan bayar dengan cara gesek,” kata Tigor. Tetapi Ismet mengimbau agar kemudahan cara pembayaran itu tidak menjadikan masyarakat menjadi berpola konsumtif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya