SOLOPOS.COM - Soto garing bikinan Mbak Yun asal Gatak, Delanggu. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Warung makan Mbak Yun yang berlokasi di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu ini menyajikan soto tanpa kuah. Warga di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah dan sekitarnya biasa menyebut kuliner ini dengan soto garing alias toring.

Warung Mbak Yun yang berlokasi di belakang RS PKU Muhammadiyah Delanggu selalu ramai pembeli meskipun di tengah pandemi Covid-19. Walaupun lokasinya tak berada di pinggir Jl. Solo-Jogja, para penggemar soto tetap rela memburu toring bikinan Mbak Yun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setiap harinya, Mbak Yun selalu menjual  50-70 porsi toring. Para pembeli soto garing ini  bukan hanya berasal dari Delanggu, tapi juga dari luar Klaten.

Baca juga; Seks Bebas di Gunung Kemukus Sragen: Prostitusi Berkedok Ritual Pesugihan

Ekspedisi Mudik 2024

Toring bikinan Mbak Yun yang bernama lengkap Wahyuni, 45, terdiri dari nasi pulen dan aneka topping sebagai pelengkap. Nasi pulen itu ditaburi aneka sayuran, seperti kubis, kecambah, seledri, dan suwiran daging ayam.

Selanjutnya, seporsi nasi dan aneka sayuran itu disiram kuah khusus bikinan Mbak Yun. Kuah tersebut menjadi pembeda dengan soto lainnya. Meski disiram kuah, soto ini tidak basah seperti soto pada umumnya. Meski demikian, rasanya tetap lezat karena kuahnya dibuat dengan aneka rempah yang menciptakan rasa serta aroma yang menggugah selera.

“Dalam sehari bisa 50 porsi-70 porsi. Resep rempah yang saya bikin ini saya peroleh dari bude saya. Namanya Bu Rujiyem. Sekarang sudah meninggal dunia. Saya meneruskan resep dari orangtua itu [budenya]. Racikan rempah ini yang membedakan dengan soro garing lainnya. Biasanya, pelanggan ramai datang ke sini saat pagi dan saat rolasan,” kata Wahyuni, saat ditemui Solopos.com, di warungnya di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Jumat (9/7/2021).

Baca juga: 5 Fakta Anggota Perguruan Silat Konvoi di Sragen Saat PPKM Darurat

Lokasi Warung

Wahyuni mengatakan sudah berjualan soto garing di belakang RS PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten, sejak 10 tahun terakhir. Di waktu sebelumnya, dirinya sempat membantu budenya berjualan soto garing di dekat Jl. Solo-Jogja di Gatak, Delanggu.

“Dulu, sempat jualan di dekat pintu masuk RS PKU Muhammadiyah. Tapi, sekarang di belakang RS. Pelanggan saya dari RS PKU Muhammadiyah juga banyak. Sering kali, anggota keluarga pasien juga beli soto garing di sini,” katanya.

Wahyuni mengatakan harga nasi soto garing bikinannya relatif terjangkau oleh seluruh elemen masyarakat. Harganya hanya Rp5.000 per porsi. Selain soto garing, dirinya juga menjual makanan lainnya, seperti gudeg, rames, pecel, kare, dan soto kuah.

“Dari masakan yang saya bikin, yang paling laris, ya soto garing ini. Di tengah pandemi Covid-19, penjualan soto garing tetap stabil,” katanya.

Baca juga: Grup Facebook Info Cegatan Klaten ICK Hilang, Begini Kiprahnya Selama 7 Tahun

Salah seorang pembeli di Warung Mbak Yun, yakni Rohmad, mengaku suka dengan masakan Mbak Yun, terutama soto garing, rames, dan gudeg.

“Saya setiap hari ke sini. Rasa soto garingnya enak. Harganya juga terjangkau. Pelayanannya ramah,” katanya.

Salah seorang pelanggan soto garing Mbak Yun lainnya, Wiwik, mengatakan soto garing bikinan Mbak Yun di Klaten ini sering ngangeni.

“Saya dari Juwiring. Kalau ke Delanggu, biasanya mampir ke sini membeli soto garing bikinan Mbak Yun. Biasanya, yang membeli ke sini tak hanya warga biasa. Setahu saya, juga ada dari kalangan pegawai kecamatan dan lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya