SOLOPOS.COM - Para karyawan Lazismu Sragen bersama warga mengirim bantuan gerobak Warung-Mu kepada pelaku UMKM di wilayah Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen menargetkan bisa mengentaskan 100 keluarga miskin (gakin) menjadi ahli zakat atau muzaki pada 2020. Pemberdayaan gakin tersebut dilakukan dengan menggandeng Majelis Ekonomi Aisyiyah Sragen sebagai lembaga pendamping dan monitoring.

Program pemberdayaan itu disampaikan Direktur Lazismu Sragen Ronny Megas Sukarno didampingi Manajer Program dan Media Rizki Arif Hernawan saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Lazismu Sragen, Senin (13/1/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Truk Tabrak Fondasi Bangunan di Weru Sukoharjo, Nyawa Sopir Melayang

Ekspedisi Mudik 2024

Ronny menjelaskan pemberdayaan gakin menjadi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu merupakan bagian dari realisasi zakat produktif. Selama ini Lazismu, sebut Ronny, sudah mendampingi pelaku UMKM di Sragen tetapi jumlahnya masih di bawah 100 UMKM.

Pada 2020, Ronny ingin mengoptimalkan pemberdayaan UMKM dari gakin itu dengan memasang target 100 gakin. Dia menyampaikan setiap gakin yang akan memulai usaha baru akan diberi pembekalan berupa pelatihan untuk membuka warung angkringan atau hidangan istimewa kampung (HIK).

Setelah mereka dianggap memahami teknik membuka warung angkringan, ujar Ronny, Lazismu akan memberi modal senilai Rp4 juta-Rp5 juta per orang untuk memulai usaha. “Modal itu tentu tidak diberikan secara tunai melainkan diwujudkan dalam bentuk gerobak senilai Rp3 juta-Rp4 juta dan uang tunai senilai Rp500.000-Rp1 juta. Nah, peran Majelis Ekonomi Aisyiyah Sragen nantinya menyediakan barang dagangannya, seperti gorengan dan nasi bungkus," ujar Ronny.

"Kami menginginkan adanya keseragaman rasa dan menu di setiap warung angkringan Lazismu. Selain menciptakan 100 UMKM baru, kami juga bisa memunculkan UMKM baru dari kalangan jemaah Aisyiyah Sragen sebagai produsen nasi dan gorengan,” imbuhnya.

Dia menjelaskan bagi hasilnya antara Aisyiyah dengan pelaku UMKM disepakati bersama, misalnya 70% untuk Aisyiyah dan 30% untuk pelaku UMKM. Ronny menargetkan selama enam bulan membuka usaha itu diharapkan gakin yang jadi UMKM itu sudah bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp70.000/hari. Tetapi bila dalam enam bulan belum mencapai target itu, Ronny menyampaikan akan terus didampingi sampai setahun sambil dilakukan evaluasi.

Wisatawan Membludak, Retribusi Bukit Sidoguro Tembus Rp85 Juta Dalam 2 Pekan

“Bila target pendapatan Rp70.000/hari itu tercapai dan bertahan terus atau ada kencenderungan meningkat maka kami anggap pelaku UMKM itu sudah mampu untuk berzakat. Penghasilannya bisa disisihkan sebagian untuk zakat penghasilan, yakni 2,5% dari total penghasilan bersih. Dengan demikian kami bisa mengentaskan gakin menjadi muzaki. Program ini juga untuk membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

Manajer Program dan Media Lazismu Sragen Rizki Arif Hernawan menambahkan selama 1 November 2018 hingga 31 Oktober 2019, Lazismu sudah menyalurkan program pemberdayaan UMKM di Sragen mencapai Rp294.557.370 untuk 109 penerima manfaat.

Dia mengatakan Lazismu sudah membentuk tim untuk pembuatan gerobak untuk memenuhi target 100 UMKM pada 2020. Pembuatan gerobak itu, kata dia, bisa mendapat 9-10 unit per bulan. Sedangkan untuk pelatihan bagi calon UMKM, kata dia, akan dilaksanakan pada Februari 2020 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya