SOLOPOS.COM - Warga menonton layar tancap di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (3/4/2021). Warga kala itumemanfaatkan layar tancap atau bioskop terbuka sebagai alternatif hiburan saat libur dan saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro. (Antara/Galih Pradipta)

Solopos.com, SOLO — Pemutaran film layar tancap atau bioskop keliling sempat menjadi tren di masyarakat pada 1970-an hingga 1990-an. Kala itu di mana masyarakat ramai-ramai menonton film di lapangan yang bubar saat gerimis atau hujan tiba.

Ketika bioskop dan streaming film menjamur di Indonesia, layar tancap hanya meninggalkan kenangan. Menonton layar tancap kini menjadi kegiatan langka.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Perkembangan video digital dan bioskop-bioskop modern perlahan-lahan mulai menggeser keberadaannya. Terancam mati perlahan-lahan, tradisi layar tancap mencoba bertahan hidup lewat gairah masa lalu. Kisah lengkap tersaji di Nostalgia Layar Tancap, Nonton Bioskop Gerimis Bubar ala Jadul.

”Sri gunung” adalah frasa dalam bahasa Jawa. Umumnya digunakan untuk menyebut atau mendeskripsikan sesuatu yang tampak indah dari kejauhan. Konsep ini layak diterapkan dalam manajemen pengelolaan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Ekspedisi Mudik 2024

Konsep “sri gunung” untuk bangunan cagar budaya Candi Borobudur meniscayakan cukup menikmati wujud candi Buddha itu dari kejauhan. Tak perlu mendekat dan menyentuh apalagi mendakinya hingga ke stupa teratas. Laku mendaki Candi Borobudur harus dibatasi dan prioritas untuk umat Buddha yang akan beribadah di candi ini.

Konsep “sri gunung” bermula dari pemahaman banyak orang bahwa gunung itu indah, gagah, anggun, dan berwibawa bila dipandang dari kejauhan. Sebuah artikel di laman konsultan kejawen dan fengsui Nusantara, Dewi Sundari, menjelaskan gunung yang dilihat dari kejauhan itu manis, misterius, agung, dan menawan. Penjelasan lengkap tersaji di Sri Gunung untuk Kelestarian Candi Borobudur.

Pernikahan antara kakek berusia 93 tahun dengan nenek berusia 71 tahun di Klaten memang tergolong langka. Namun, berdasar catatan Guinness World Records, pengantin tertua dipegang oleh pasangan asal Inggris dengan usia masing-masing 103 tahun dan 91 tahun.

Seorang kakek-kakek berusia 93 tahun bernama Rumpyuh Tarno Sukarto baru saja menikahi nenek-nenek usia 71 tahun, Sulami. Pasangan asal Dukuh Pancasan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten itu menikah di KUA pada Jumat (3/6/2022).

Mbah Tarno melepas masa duda setelah 26 tahun istrinya meninggal dunia. Bersama almarhumah istri pertama, Tarno dikarunia lima anak, 10 cucu, dan dua buyut. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Heboh Pengantin Lansia di Klaten, Ini Rekor Pengantin Tertua di Dunia.

Suaka Margasatwa Gunung Tunggangan Sragen, Jawa Tengah, masih menjadi habitat alami trenggiling yang bernama latin Manis javanica. Satwa ini telah masuk daftar kritis (critically endangered/CR) dalam daftar merah (red list) Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Hal tersebut akibat praktik perburuan dan perdagangan ilegal. Pemanfaatan daging dan sisik trenggiling mengakibatkan jumlah populasi di alam menurun drastis.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto, dalam wawancara dengan Solopos, Rabu (9/3/2022), mengatakan dalam beberapa kegiatan inventarisasi satwa yang dilakukan oleh tim BKSDA,  di dalam maupun di luar kawasan konservasi di Jawa Tengah, masih dijumpai satwa tersebut. Uraian lengkap bisa dibaca di Diburu Sisiknya, Trenggiling Ditemukan di Gunung Tunggangan Sragen.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya