SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja mulai membangun pagar keliling RSUD di Andong, Sabtu (23/5/2016). RSUD Banyudono akan relokasi ke Andong akhir Juli. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Layanan kesehatan Boyolali, Pemkab masih mengkaji perubahan nama RSUD di Andong.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali saat ini masih menelaah dan mempersiapkan perubahan nama untuk RSUD Banyudono yang saat ini sudah direlokasi ke Desa Sugihan, Kecamatan Andong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun sudah berpindah ke Andong, nama resmi rumah sakit milik Pemkab Boyolali tetap RSUD Banyudono. Nama RSUD Banyudono awalnya mengacu pada lokasi rumah sakit yang sebelumnya berada di wilayah Kecamatan Banyudono.

“Untuk saat ini namanya tetap RSUD Banyudono. Kami sedang mempersiapkan untuk perubahan nama, ini baru kami telaah, namun kalau merubah nama tentu akan mengulang kembali proses perizinannya,” kata Direktur RSUD Banyudono, Istirochah, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (5/8/2016).

Menurut Istirochah, nama baru untuk rumah sakit di Andong belum ditentukan. Meskipun Bupati Boyolali Seno Samodro sudah mengantongi beberapa nama alternatif, namun nama-nama itu harus ditelaah lebih lanjut. Sedangkan untuk perizinan ulang operasional rumah sakit di Andong, dia akan mengacu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

“Proses perubahan dan perizinan ini baru kami persiapkan. Kami masih fokus menyelesaikan pembangunan dan menata seluruh layanan yang ada di sini [Andong],” ujar dia.

Pada bagian lain, RSUD Banyudono juga baru saja mengusulkan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang tarif pelayanan kesehatan kelas III pada RSUD Banyudono. Ranperda tersebut selesai dibahas Kamis (4/8/2016) kemarin. Meskipun sempat dipertanyakan, legislatif dan eksekutif sepakat perda tersebut tetap memakai nama RSUD Banyudono.

“Ya, pada perda tentang tarif itu juga masih pakai nama Banyudono.”

RSUD Banyudono di Andong sudah beroperasi hampir dua pekan. Di awal operasional, RSUD Banyudono hanya membuka layanan rawat jalan. Bahkan pelayanan administrasi Badan Penyedia Jaminan Sosial (BPJS) masih dilakukan di rumah sakit lama di Banyudono.

“Untuk saat ini kami sudah mulai membuka layanan rawat jalan. Memang belum semuanya, baru kelas I dan III,” kata Istirochah. Jumlah bed yang sudah tersedia untuk kelas I dan III sebanyak 36 bed. Selain itu, juga sudah ada layanan kamar untuk praktik kebidanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya