SOLOPOS.COM - Seorang pedagang penthol Portugal Restu Pambudi melayani pembeli penthol saat mangkal di depan Terminal Pilangsari, Ngrampal, Sragen, Selasa (18/5/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Penthol Portugal atau Porworejo Setunggal buatan para pedagang di Dukuh Purwirejo I, Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen, menjadi jajanan favorit para pemudik. Momentum Lebaran itu menjadi hari keberuntungan bagi pedagang penthol Portugal karena omset yang didapat bisa naik berlipat-lipat.

Seperti Andri Aminudin, 27, pedagang penthol portugal yang tinggal Dukuh Purworejo I RT 012, Blimbing, Sambirejo, Sragen. Penthol buatan Andri dibuat seperti satai dengan variasi penthol dengan sambalnya yang ekstra pedas. Bumbu sambel yang 100% cabai rawit serat tanpa campuran itulah yang menjadi daya tarik bagi pemudik untuk memborongnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Buruh Ancam Boikot, Manajemen Indomaret Tetap Berpikir Positif

“Alhamdulillah omset penjualan naik berlipat. Pada hari biasa rata-rata Rp300.000-Rp400.000/hari, saat momentum Lebaran bisa dapat Rp1,5 juta per hari. Pendapatan itu kami dapat saat malam Takbiran, hari H. Hingga H+3, saya masih dapat Rp1 juta. Yang banyak pembeli itu para pemudik. Ada pemudik di wilayah Sambirejo dan Dawung yang membeli penthol untuk dimakan bersama,” ujar Andri saat dihubungi Solopos.com, Selasa (18/5/2021).

Dia menjelaskan para pemudik itu membeli penthol minimal Rp30.000-Rp100.000/orang. Andri menggeluti usaha jualan penthol baru dua tahun terakhir dan baru pada momentum Lebaran 2021 ini meraup untung berlipat. Andri memilih membuka lapak untuk jualan penthol di dekat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Dagangan, Blimbing, tepatnya di depan Balai RT Dagangan.

“Lebaran tahun lalu sudah menjadi jujukan pemudik tetapi pada Lebaran tahun ini lebih banyak. Mereka suka penthol buatan saya karena mereka bilang rasanya berbeda,” ujarnya.

Berbeda dengan Restu Pambudi, 26, penjual penthol Portugal yang berjualan keliling dari kampung ke kampung. Restu yang juga Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Penthol Ngudi Rejeki Purworejo I itu berkeliling mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Dia biasa berkeliling sampai Margoasri, Sungkul, Plumbungan, Banyon, Sukorejo, Blibis, Ngolong, Teguhan, Pelemgadung, Grombong, Lemah Ireng, sampai Pilangsari.

Baca Juga: Tersenyum Saat Dicegat Prokes, Begini Jawaban Epy Kusnandar

“Biasanya hanya habis 4 kg. Saat momentum Lebaran habis 6 kg karena adanya Covid-19. Sebelum Covid-19, saat momentum Lebaran bisa sampai 8-9 kg. Biasanya dapat uang Rp180.000-Rp190.000/hari dan saat momentum Lebaran naik menjadi Rp300.000/hari,” ujar Restu saat berbincang di depan Terminal Pilangsari, Ngrampal, Sragen, Selasa siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya