SOLOPOS.COM - Tarian Liong menghibur detik-detik pesta kembang api menyambut tahun baru Imlek, Jumat (27/1/2017) malam di Pasar Gede Solo. (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Panitia Tahun Baru Imlek di Kota Solo dilema terkait larangan pesta kembang api yang dikeluarkan Pemkot Solo.

Solopos.com, SOLO — Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek Kota Solo dihadapkan pada dilema terkait larangan pesta kembang api yang sebelumnya sudah diterapkan saat perayaan Malam Tahun Baru 2018.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tokoh Masyarakat Tionghoa Solo yang juga panitia perayaan Tahun Baru Imlek, Sumartono Hadinoto, menyampaikan panitia perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini berencana membuat pesta kembang api dua kali.

“Yang pertama saat malam tahun baru Imlek, yakni 15 Februari malam lalu saat malam Cap Go Meh awal Maret. Tapi, belakangan kami mendengar adanya larangan Kapolda Jateng dan juga Pemkot Solo bahwa sama seperti tahun baru kemarin, tidak boleh ada lagi kembang api,” papar Sumartono saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor PMI Solo, Rabu (17/1/2018).

Panitia perayaan Tahun Baru Imlek siap mengikuti imbauan tersebut, terlebih pesta kembang api yang dilaksanakan secara sporadis cukup berbahaya. “Namun, pesta kembang api yang kami laksanakan dalam rangka Tahun Baru Imlek ini digelar di tempat khusus, yaitu di halaman Balai Kota Solo. Kami juga pakai tenaga ahli. Oleh karena itu, kami akan coba ajukan izin resmi sampai ke Polda,” tutur dia.

Baca:

CFN Solo Garing Tanpa Kembang Api, Pengunjung Langsung Bubar

Dilarang Pesta Kembang Api, Warga Solo Lari ke Solo Baru Sukoharjo

Perayaan malam Tahun Baru Imlek identik dengan pesta kembang api. Untuk tahun ini, panitia juga sudah dihubungi salah satu televisi nasional yang akan siaran live dari Solo. “Cuma mereka tanya apakah ada pesta kembang api di Solo?”

Perayaan Tahun Baru Imlek di Solo juga mendukung Solo Great Sale (SGS) 2018. Panitia punya kepentingan untuk mem-branding Kota Solo. “Kami ingin menunjukkan Solo ini kota yang majemuk tapi aman dan nyaman, penuh akulturasi. Namun, jika nantinya memang tidak boleh pakai kembang api, ya kami siap melaksanakan kebijakan itu,” tutur Sumartono.

Pengurus Klenteng Tien Kok Sie Solo, Henry Susanto, memastikan perayaan Tahun Baru Imlek nanti bebas kembang api. “Kemungkinan besar tidak akan pakai kembang api, sesuai imbauan Pemkot Solo, sama seperti saat tahun baru kemarin. Kami dari panitia sedang memikirkan bentuk lain dari kembang api, misalnya laser,” ujar Henry.

Kendati tanpa kembang api, pengelola klenteng memastikan malam perayaan Tahun Baru Imlek tetap akan ada hiburan berupa barongsai, diong, dan musik. Sementara itu, nuansa Tahun Baru Imlek mulai terasa di sejumlah sudut Kota Solo.

Panitia Tahun Baru Imlek baik dari Klenteng Tien Kok Sie maupun Kelurahan Sudiroprajan mulai memasang hiasan khas yakni lampion di sisi selatan Pasar Gede. Mereka akan memasang total 5.000 lampion dengan konsep yang berbeda dibanding tahun lalu.

Lampion shio juga akan tetap dipasang di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman ditambah lampion tokoh pewayangan, seperti Petruk, Gareng, dan Werkudara. “Ornamen dan visualisasi tatanan lampion harus berbeda.”

Biasanya, hiasan lampion akan diburu masyarakat penggila foto. “Ya, tentunya supaya ada foto-foto yang berbeda, Tahun Baru Imlek lalu dengan tahun ini,” tutur Henry.

Sementara itu di Pasar Gede, barang-barang khas perayaan Tahun Baru Imlek pun mulai dipajang. Masyarakat Tionghoa pun mulai sibuk dengan aktivitas persiapan, salah satunya membuat kue keranjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya