SOLOPOS.COM - Pekerja memindahkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (12/5/2022). (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, BANTUL — Seorang warga di Kabupaten Sleman bernama Andry Lesmono Bintaro mengalami teror dari sekelompok orang. Teror tersebut diduga setelah pria itu melaporkan masalah tender pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.

Pria yang juga pengusaha serta pengurus Partai Nasdem DI Yogyakarta itu telah melaporkan kejadian teror itu ke pihak kepolisian maupun Pemda DIY.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kepada wartawan, Andry mengaku telah empat kali mendapatkan teror dari sekelompok orang yang diduga ada hubungannya dengan kasus dugaan ketidaksesuaian pemenang tender pengelolaan TPST Piyungan. Ia melaporkan kasus tersebut ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dam Inspektorat DIY.

Dia mencatat telah empat kali mengalami teror di rumahnya di Jalan Karanglo, Dusun Juwengan, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalsan, Sleman. Terakhir pada 6 Juni lalu rumahnya didatangi sekelompok orang.

Baca Juga: Leptospirosis Mengganas di Bantul, 1 Meninggal & 32 Orang Terjangkit

Bukan hanya didatangi, tetapi sekelompok orang tersebut melakukan perusakan dengan merobohkan pintu pagar rumah depan. Selain itu, sekelompok orang itu masuk halaman rumah dan merusak keran serta memecahkan kaca jendela dengan batu.

Dua unit kamera pengintai atau Circuit Closed Television (CCTV) juga hilang. Kejadian pada Senin (6/6/2022), sekitar pukul 18.30 WIB tersebut hingga kini belum ada tindaklanjut dari kepolisian.

“Saya minta bahwa saya menjadi korban kekerasan, kepolisian harus memproses karena pelaku sudah saya sebutkan namanya siapa, saat polisi datang ke rumah saya [melakukan olah TKP] polisi masih ada di situ,” kata Andry, dalam jumpa pers di Bantul, Minggu (19/6/2022).

Baca Juga: PAN Bantul Usul Nama Capres 2024, Ada Ganjar, Anies, dan Sultan Jogja

Andry meminta polisi segera menindaklanjuti laporan tersebut karena laporannya cukup jelas dan orang-orang yang dilaporkan juga sudah cukup jelas. Lebih lanjut Andry mengatakan teror tersebut tidak lepas dari laporannya terkait patgulipat dalam tender proyek pengelolaan TPST Piyungan senilai Rp25,6 miliar. Ia sendiri telah melaporkan persoalan tersebut ke ORI, Inspektorat DIY, bahkan KPK.

Andry menjabarkan terkait kejanggalannya  adalah dokumen penawaran pemenang memasukkan juru ledak. Sementara perusahaan pemenang tender hanya perusahaan konstruksi bukan perusahaan peledakan.

“Ada pekerjaan peledakan, peledakan pekerkejaan berbahaya, pemenang saat ini belum punya izin jasa peledakan komersial sebagaimana diatur Peraturan Menteri Pertahanan [Permenhan] Nomor 5 Tahun 2016 kalau lakukan peledakan harus ada izin sesuai Permenhan, kalau eggak ada izin enggak bisa lakukan peledakan padahal paket ini ada peledak, bahkan juru ledaknya juga dipalsu,” katanya.

“Sekarang bagaimana nasib di sana. Kalau berdampak negatif di sana darurat sampah lagii,” tambah Andry.

Klarifikasi Pemenang Tender

Dalam kasus ini pihak pemenang tender sudah memberikan klarifikasi kepada Harian Jogja (Solopos Media Group), beberapa waktu lalu. Perwakilan kontraktor pemenang tender TPST Piyungan transisi, Hendardo, menjelaskan pelaporan tersebut hanya persoalan sakit hati. Pasalnya, pelapor tersebut menurutnya juga merupakan salah satu peserta tender proyek TPST Piyungan transisi.

“Intinya itu persoalan sakit hati saja, dari Pak Andry [pelapor] selaku warga Kalasan yang katanya sesali terkait proses pembangunan itu. Karena beliau juga bagian dari 10 orang yang ikut tender,” ujarnya ketika dihubungi Harianjogja, Rabu (19/5/2022) lalu.

Ia memastikan semua proses yang telah dilakukan oleh kontraktor sudah sesuai dengan persyaratan. Hendardo juga menegaskan pengalokasian anggaran sebesar 30% untuk peledakan tersebut sudah bagian dari proses pengerjaan proyek.

Baca Juga: Satu Keluarga Naik Motor Kecelakaan di Bantul, 3 Orang Patah Tulang

“Jadi lebih ke internalnya perusahaan kami. Sedangkan SOP-nya kan sudah ada, sudah jalan,” ujarnya.

Ketua Forum LSM DIY dan juga Koordinator Masyarakat Antikekerasan DIY, Beny Susanto mempertanyakan kepolisian yang belum merespons laporan Andry Lesmono Bintaro terkait teror dan kekerasan di rumah pelapor.

Menurut dia, kedatangan sekelompok orang ke rumah Andry sudah merupakan teror terlebih melakukan perusakan yang tentunya teror tersebut tidak hanya dialami pelapor, namun juga ada istri dan anak.

“Ini sudah persoalan kekerasan yang harus diusut,” katanya.

Baca Juga: 10 SDN di Bantul Kekurangan Murid saat PPDB, Program KB Berhasil?

“Poinnya bagi kami masyarakat Jogja bersama para santri keamanan ketentraman Jogja jadi kebutuhan bersama termasuk dalam hal ketertiban masyarakat,” sambungnya.



Pihaknya belum mengetahui sampai di mana laporan yang dialami Andry Lesmono Bintaro tersebut. Sejatinya, kata dia, polisi memberikan jawaban sejauh mana proses penyelidikan yang dilakukan polisi sejak 6 Juni hingga 19 Juni ini, apakah bisa diteruskan atau tidak. Hal itu diakuinya merupakan hak publik untuk tahu.

“Atas nama forum LSM tentu menanyakan, kalau tak bisa diteruskan kasusnya dihentikan saja. Harus ada ungkapan, ada penjelasan dari polisi, biar tak ada prasangka atau kecurigaan, penting hak informasi,” tandas Beny.

Sementara itu belum ada respon terkait laporan teror dan kekerasan ini dari pihak kepolisian. Kapolres Sleman AKBP Achmad Imam Rifai belum merespon telepon maupun pesan singkat aplikasi whatsapp yang dikirim media ini.

Baca Juga; Gelombang Tinggi Diprediksi Terjang Pesisir Jawa,Pantai di Bantul Aman?

Sementara Kabid Humas Polda DIY Kombespol Yuliyanto mengatakan sebaiknya kasus tersebut ditanyakan langsung ke Polres Sleman.

“Kalau Kapolres enggak respon baru saya tanya ke sana [Polres Sleman],” kata Yuliyanto.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Sudah 4 Kali Diteror! Pelapor Dugaan Masalah Tender Proyek TPST Piyungan Minta Keadilan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya