SOLOPOS.COM - Wagub Jateng, Heroe Soedjatmoko (kiri) menandatangani berita acara pelantikan Sekda Wonogiri, Suharno di pendapa rumah dinas Bupati Wonogiri, Sabtu (24/5/2014). (Trianto HS/JBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI–Wakil Gubernur Jateng, Heroe Soedjatmoko melantik Sekda Wonogiri, Suharno di pendapa rumah dinas Bupati Wonogiri, Sabtu (24/5). Wagub dan tamu undangan mengenakan baju batik pada acara itu. pelantikan molor dua jam dari jadwal semula pukul 08.30 WIB.

Pantauan Solopos.com, Sekda Wonogiri, Suharno sedikitnya tiga kali mengulang kata-kata sumpahnya. “Saya ulang,” ujar Wagub seusai mendengarkan kata-kata sumpah janji yang tidak komplit diucapkan oleh Suharno. Wagub Jateng, Heroe saat memberikan pengarahan menyatakan, kenapa batik dikenakan saat pelantikan Sekda Wonogiri. menurutnya, batik merupakan dambaan ekonomi kerakyatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Baju batik bisa diproduksi oleh UMKM, home industri maupun pabrikan. Harga batik sangat berjenjang dan terjangkau. Motifnya juga banyak. Saat saya duduk dalam satu mobil dengan Pak Jokowi saya katakan, jika Pak Jokowi jadi presiden lebih baik memakai baju batik,” ujarnya.

Produksi batik, ujarnya, tidak hanya monopoli di Jawa tetapi juga diproduksi di Kalimantan atau pulau Indonesia yang lain. “Hari ini memakai batik produk Jawa, besok memakai batik produk Kalimantan dan seterusnya. Alangkah indahnya jika produk dalam negeri dipakai sendiri. Berapa UMKM yang mendapatkan untung. Pesan itu saya sampaikan kepada Pak Jokowi karena saya pernah satu mobil. Saya belum pernah satu mobil dengan Pak Prabowo.”

Lebih lanjut dikatakannya, pesan batik juga akan disampaikan kepada Prabowo jika berkesempatan satu mobil. “Jika ada kunjungan ke Jateng dan satu mobil, soal seragam baju batik juga akan saya sampaikan. Kebetulan saja saya belum pernah satu mobil sehingga baru ke Jokowi soal batik kami sampaikan.”

Wagub Jateng, mengingatkan kepada Suharno agar tidak jatuh karena selingkuh. “Menjadi Sekda itu usianya tidak muda lagi. Selain memenuhi syarat administrasi, Sekda juga harus selamat. Tak pernah kesrimpung (terganjal), termasuk kesimprung selendang (selingkuh). Jadi seorang Sekda itu PNS terbaik tak pernah mengalami masalah.”

Ditegaskanya, manusia yang baik adalah manusia yang bukan tidak pernah salah tetapi manusia yang berani mengakui kesalahannya dan mau memperbaiki. “Artinya, seorang Sekda meski berani mengatakan kepada Bupati bahwa ini benar dan ini salah sesuai undang-undang.

Seorang Sekda jangan diam ketika dimintai saran oleh Bupati terkait kebijakan yang akan dilakukan.”Menurutnya, kebijakan yang berpotensi menyimpang akan merugikan keuangan negara. “Sekda tak boleh menyelamatkan diri sendiri. Sekda lebih banyak berkecimpung dalam hal manajerial sedangkan Bupati ke leadership. Sekda meski mampu mengelola 3 M, yakni manusia, keuangan atau oney dan aset.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya