SOLOPOS.COM - FOTO JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari Para lansia anggota Paguyuban Lansia Tua Ceria Dusun Grigak, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo senam bersama, Senin (8/4).

FOTO JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari
Para lansia anggota Paguyuban Lansia Tua Ceria Dusun Grigak, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo senam bersama, Senin (8/4).

Dengan penuh semangat dan segenap tenaga, puluhan orang lanjut usia (lansia) itu bertepuk tangan dan meneriakkan yel-yel. Berbaris rapi dengan jarak merentangkan tangan, mereka tampak kompak dengan seragam kaos dan celana berwarna merah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketika musik diputar, dengan gerakan yang kompak, mereka menggerakkan badan. Meski gerakan terbatas, mereka berupaya agar tetap kompak mengikuti irama, mulai gerakan menenteng, mendorong, merentangkan tangan, memutar badan ke kanan dan ke kiri, mengangguk dan menggeleng hingga melompat.

Seperti itulah pemandangan yang tampak ketika Paguyuban Lansia Tua Ceria Dusun Sribit, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo beraksi. Usia uzur dan kulit keriput tak menghalangi semangat mereka untuk berolah raga.

“Malah senang bisa senam bersama-sama. Kalau di rumah, berolah raga seperti ini sendiri tidak mungkin, malu,” ungkap Sepi, peserta berusia 70 tahun.

Sudah delapan tahun ia ikut senam di paguyuban tersebut. Setiap hari Minggu, mereka berlatih di halaman rumah Satiyo Sastrowiyono, yang juga penggagas kegiatan tersebut.
Berlatih senam, dirasakan nenek enam cucu itu menjadikan badan terasa sehat dan tidak mudah pegal-pegal.

Hal itu diakui Trimo, 75 tahun. Nenek 10 cucu dan tiga buyut itu mengaku dengan ikut senam, ia jadi semangat beraktivitas.

Selain tidak mudah lelah, ia juga kini bisa mengisi masa tuanya dengan berkumpul dengan warga lain seusianya. Hal yang jarang dilakukan oleh lansia kebanyakan.

“Tadinya kalau pergi hanya ke sawah, tidak ada kegiatan lain, sekrang bisa berkumpul dengan tetangga sesama lansia,” katanya.

Ketua Bina Keluarga Lansia Tua Ceria Anna Sumarti menuturkan kegiatan ini bermula ketika Sastro, ibu dari Satiyo Sastrowiyono, merayakan ulang tahun ke 97 pada 15 Mei 2005 dengan mengundang para lansia di Dusun Grigak.

Sastro mengaku senang berkumpul dengan para lansia sehingga ia mengajak mereka untuk mengadakan kegiatan pertemuan rutin.

Paguyuban Lansia Tua Ceria itu kemudian didirikan dengan kegiatan awalnya olah raga senam dan dalam perkembangannya, bertambah dengan kesenian jathilan, kothek lesung (bermain alat musik dengan alat penumbuk padi), usaha produktif berupa membuat tempe, kasur, kripik pisang hingga menjual sayuran. Bahkan, dua kali setahun, lansia ini diajak berwisata ke berbagai objek di DIY. Anggota mereka saat ini 96 orang.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan DIY, Tjondrorini, yang mengunjungi paguyuban tersebut saat Lomba Bina Keluarga Lansia, Senin (8/4), mengungkapkan adanya paguyuban dan kegiatan seperti ini menunjukkan para lansia tetap memberi manfaat bagi keluarga dan masyarakat.

“Jadi, keluarga harus peduli lansia, dan sebaliknya, lansia juga harus peduli dengan lingkungannya,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya