SOLOPOS.COM - Pedagang menjajakkan kuliner tradisional di Pasar Bahulak, Desa Karungan, Plupuh, Sragen, Minggu (7/3/2021). (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Pasar Bahulak yang berlokasi di Dukuh Sawahan, Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, belakangan menyita perhatian publik. Beberapa pedagang di pasar tersebut menjajakan sederet kuliner tradisional yang mulai langka di Sragen.

Pasar Bahulak dianggap sebagai simbol kebangkitan perekonomian warga setempat yang pernah terpuruk akibat Pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasar Bahulak berdiri pada tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare. Selama bertahun-tahun, tanah kas desa itu tidak dikelola dengan baik oleh perangkat desa setempat.

Baca juga: Ditawari Duit Agar Ikut KLB, Ketua DPC Partai Demokrat Sragen Murka

Lahan itu dinilai kurang cocok untuk usaha pertanian. Lantaran dikelola kurang tepat, tanah kas desa itu malah terkesan kumuh dan angker. Atas dasar itu, tanah kas tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai lokasi pemberdayaan masyarakat, salah satunya sebagai lokasi berdirinya Pasar Bahulak.

Pasar Bahulak biasa dibuka setiap Minggu mulai pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB. Sama seperti namanya, Pasar Bahulak di Sragen hanya menjual aneka kuliner tradisional tempo dulu. Terdapat 74 pedagang yang menjajakan aneka kuliner tradisional.

Beberapa di antaranya bahkan sudah cukup langka karena sulit ditemukan di warung kebanyakan bahkan pasar tradisional. Berikut beberapa kuliner tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak Sragen:

Baca juga: Pedagang Pasar Bahulak Sragen Pasang Lapak Berplastik Demi Tangkal Corona

Sega loyang

Pada era 1990-an, sega loyang masih mudah ditemui. Sega loyang biasa disebut juga sebagai nasi aking. Daripada dibuang, sisa nasi bisa diolah jadi sega loyang. Bagi yang kangen dengan kuliner jadul ini bisa datang langsung ke Pasar Bahulak. Olahan kuliner ini terbilang langka karena sulit ditemukan di warung-warung atau pasar tradisional di Sragen.

Sega Tiwul

Sega tiwul merupakan makanan tradisional pengganti nasi dari bahan gaplek atau ubi jalar yang dikeringkan. Saat itu, tak banyak warung yang menjual sega tiwul. Namun, kuliner ini masih cukup mudah dijumpai di beberapa pasar tradisional, termasuk di Pasar Bahulak.

Baca juga: Akui Keluarganya Sejajar! Ini Profil Meilia Lau, Eks Calon Mertua Kaesang

Sega Menir

Sesuai namanya, sega menir merupakan nasi yang terbuat dari pecahan beras. Masyarakat Jawa pada zaman dahulu biasa memisahkan menir dengan beras yang masih utuh sebelum dimasak. Selain bisa diolah jadi nasi, menir biasa diolah jadi bubur.

Gablok

Kuliner yang satu ini memang tak banyak dijual di warung makan. Namun, dengan sedikit usaha, kuliner ini masih bisa dijumpai di pasar tradisional atau di lapak pedagang kaki lima di tepi jalan di Sragen.

Gablok merupakan varian lain dari pecel. Bila pecel pada umumnya dinikmati dengan nasi putih atau nasi merah, gablok dinikmati dengan nasi putih yang dipadatkan dengan cara ditumbuk alu. Makan gablok terasa lebih nikmat karena ada aroma daun jati yang dipakai sebagai bungkus kuliner ini.

Baca juga: Rel Layang Joglo Solo: 4 Kelurahan Terdampak, Nusukan Paling Luas

Wedang Gemblung

Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Status langka menjadikan wedang gemblung termasuk jajanan tradisional yang paling laris di Pasar Bahulak. Tidak heran, bila jajanan ini lebih dulu habis terjual dibandingkan jajanan lain.

Sega Ketingan

Sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar dan irisan telur. Kuliner ini biasa ditemui di pagi hari oleh para pedagang kaki lima di tepi jalan.

Baca juga: Hujan Deras, Viaduk Gilingan Dan Beberapa Ruas Jalan Solo Tergenang

Cekitet

Cekitet terbuat dari ubi jalar atau singkong. Singkong yang selesai dikupas biasa didiamkan hingga berjamur. Selanjutnya, singkong itu direbus lalu disajikan dengan parutan kelapa.

Selain beberapa kuliner di atas, masih ada banyak kuliner tradisional Sragen yang bisa ditemui di Pasar Bahulak. Sebut saja plencing, sega abang, sega jagung, jadah tiwul, mi tiwul, gethuk dan lain sebagainya.

Bagi Anda yang kangen atau ingin bernostalgia dengan dengan kuliner jaman dahulu, silakan datang ke Pasar Bahulak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya