SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kemacetan lalu lintas di simpang tujuh Joglo, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah menjadi pemandangan biasa sehari-hari. Jalur tersebut selalu menjadi andalan pengguna jalan, meskipun ada alternatif lain.

Banyaknya kendaraan berat yang nekat melintas saat terjadi penyempitan dan penutupan Simpang Joglo untuk pembangunan rel layang beberapa hari terakhir berdampak pada kemacetan lalu lintas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kemacetan terjadi di Jl Ki Mangun Sarkoro karena tikungan yang sempit. Kemacetan juga sering terjadi di Jl Kapten Piere Tendesan.

Pekerjaan proyek rel layang itu membuat jalan di Simpang Joglo Solo yang normalnya selebar enam meter menyempit tinggal empat meter.

Guna menanggulangi kemacetan, kendaraan besar pun diimbau untuk menghindari kawasan tersebut dan melalui tol. Akan tetapi, masih banyak sopir yang membawa kendaraan beratnya melintasi rel tersebut, hingga menyebabkan kemacetan.

Baca juga: Riwayat Simpang Tujuh Joglo Jadi Langganan Macet di Solo

Salah seorang sopir truk barang, Mulyono, mengaku sudah mengetahui adanya larangan kendaraan berat menuju Simpang Joglo. Tetapi ia tidak memiliki akses lain selain melewati simpang Joglo.

“Terpaksa lewat sini, soalnya gudangnya di Jebres, kalau lewat tol atau akses jalan memutar kejauhan apalagi nanti ada ongkos tambahan juga kalau tidak lewat sini,” ucapnya kepada Solopos.com, Senin (13/6/2022).

Menurut pria yang sudah bekerja menjadi sopir yang sudah bekerja selama 25 tahun ini, masalah kemacetan akan sulit dihindari ketika ada proyek berjalan. Menurutnya, tidak semua pengusaha memahami adanya pengeluaran tambahan apabila lewat tol ataupun mengambil jalan memutar.

“Masalahnya kadang jika lewat tol kan ada penambahan sekitar Rp30.000. Katakanlah, tidak semua bos mau memahami itu, dan kalau lewat jalan memutar ada pengeluaran untuk bensin yang lebih banyak, nanti malah kami bisa tombok,” ujarnya.

Baca juga: Macet Sejak Dulu, Simpang Joglo Solo Tetap Jadi Primadona

Joglo Macet

Berdasarkan catatan Solopos.com, Palang Joglo merupakan perlintasan kereta yang bisa disebut paling sibuk di Solo. Persimpangan ini menjadi titik temu tujuh ruas jalan. Mulai dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kota, jalan kampung, dengan rel kereta api.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Solo, Ari Wibowo, mengatakan simpang tujuh Joglo merupakan pertemuan dua jalan nasional, yakni Jl Ki Mangunsarkoro dan Jl Sumpah Pemuda. Kemudian dua jalan provinsi yakni Jl Kolonel Sugiono yang menuju arah Purwodadi dan Jl Pierre Tendean.

Kemudan sisanya adalah jalan kota dan jalan lingkungan. Menurutnya, kondisi simpang Joglo saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Menurutnya, di lokasi itu dulunya hanya ada satu perlintasan sebidang. Namun kemudian dibuat dua perlintasan dengan konsep melingkar.

Baca juga: 10 Berita Terpopuler: Simpang Joglo Solo Macet-Prakiraan Cuaca Hari Ini

Kemacetan arus lalu lintas di kawasan itu bisa mencapai tujuh jam sehari. Hal itu dihitung berdasarkan frekuensi perjalanan kereta api di perlintasan palang Joglo yang rata-ratanya 30 kali sehari.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Perhubungan Kota Solo, setiap ada kereta api lewat, butuh waktu 10-14 menit sampai lalu lintas pulih ke kondisi normal.

Jika ditotal dari 30 perjalanan kereta api itu, berarti ada lima jam sampai tujuh jam macet di Simpang Joglo dalam sehari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya