SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendekar pencak silat. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI — Keberadaan NH, guru silat remaja Wonogiri yang kabur dari rumah dan menghilang setahun lalu sampai saat ini masih menjadi misteri. Pria yang disebut MD paling berjasa dalam hidupnya itu sampai saat ini tidak muncul memberikan keterangan apapun.

Meski demikian, MD menyebut NH mau bertanggung jawab atas bayi di dalam kandungannya. Walaupun MD menegaskan bukan NH yang menghamilinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengakuan MD tersebut disampaikan oleh pendamping di P2TP2A Wonogiri, Ririn Riyadiningsih. Kepada Ririn, MD masih menutupi keterlibatan NH. Keanehan cerita juga terjadi saat Ririn menanyakan jasa NH di kehidupan MD.

Menurut cerita MD yang diperoleh Ririn, NH adalah orang yang paling berjasa atas permasalahan yang selalui ditemui MD. Kabar kehamilan remaja Wonogiri yang hilang setahun lalu itu pun juga disampaikan kepada NH.

Informasi mengenai kondisi MD sebelumnya diketahui Ririn, Jumat (24/6/2022), saat keluarga MD mendatangi kantornya dan menerima sambungan telepon dari Polsek Sidoharjo.

Baca juga: Ayah Remaja Wonogiri yang Hamil Tagih Janji Guru Silat Tanggung Jawab

Oleh sebab itu, ketika akan melakukan konseling lanjutan pada Senin (27/6/2022), Ririn mengaku sangat berhati-hati.

“Saat kami konseling kemarin, MD terlihat cemas. Tapi hal itu lumrah saat anak dalam kondisi hamil karena ia masih mencari siapa ayah yang sebenarnya. Ini suatu yang alamiah,” kata Ririn saat ditemui Solopos.com, Selasa (28/6/2022).

Pada konseling itu, Ririn mengungkap bahwa remaja Wonogiri yang hilang setahun lalu masih memiliki kecenderungan untuk menutupi sejumlah keterangan. Dia tidak menceritakan kegiatan yang dilakukan selama kabur dari rumah secara detail.

“Pada konseling pertama, awal April lalu, anak itu saat disinggung terkait apa yang dilakukannya selama pergi, melakukan hubungan seks atau tidak, anak itu tidak mengakui. Atas keterangan itu sebisa mungkin kami mempercayainya,” ujarnya.

Kemudian, saat Ririn dan konselor lainnya mengorek keterangan, Senin lalu, didapat keterangan dari MD bahwa selama empat bulan sebelum kembali ke rumah telah bekerja di bidang yang sifatnya privasi.

“Pada wawancara awal, MD mengaku bekerja di rumah makan. Satu minggu ia digaji Rp500.000, sampai kemudian media muncul memberitakan dirinya yang hilang hampir setahun. Tak lama setelah itu MD akhirnya pulang,” imbuhnya.

Baca juga: Cerita Baru! Remaja Wonogiri Hilang Setahun Ngaku Kerja di Restoran

MD Diduga Melindungi NH

Ririn menambahkan, pada intinya MD masih menutupi keterlibatan NH dari kasus yang menimpanya sekeluarga. Keanehan cerita juga terjadi saat Ririn menanyakan jasa-jasa NH di kehidupan remaja Wonogiri yang sempat menghilang itu.

Menurut cerita MD, NH adalah orang yang paling berjasa atas permasalahan yang selalui ditemuinya. Kabar kehamilan MD pun juga disampaikan ke NH.

NH bahkan dikisahkan bakal bertanggung jawab atas kehamilan MD. Padahal sebelumnya, MD menjelaskan bukan NH yang menghamilinya.

Ririn menambahkan, MD yang berstatus sebagai korban memiliki kecenderungan ingin menyelamatkan NH. Sebab di luar proses pendampingan yang dilakukannya, Ririn sempat meminta keterangan dari keluarga.

Baca juga: Remaja Wonogiri Hamil 5 Bulan Sebut Guru Silatnya Orang Paling Berjasa

Pesan Ancaman

Hasilnya, pihak keluarga menyebut, remaja Wonogiri yang sempat menghilang itu sempat mendapat ancaman seusai kabar kehamilannya tersiar di lingkungan dekatnya.

“Kakeknya mengaku sempat membaca pesan ancaman itu tapi belum discreenshot atau difoto isi pesannya sebagai bukti, HP [handphone] MD sudah diminta. MD mengatakan HP nya dibuang ke jalan, tetapi versi bapaknya lain. Kata bapaknya, HP milik MD diserahkan ke NH belum lama ini,” terang Ririn.

Ia melanjutkan, semestinya keluarga MD cepat melaporkan informasi terbaru atas kondisi yang menimpa MD ke pendamping. Terlebih, saat ini kondisi MD sedang hamil dan depresi.

Baca juga: Guru Silat Remaja Wonogiri yang Hamil Mau Tanggung Jawab, Tapi…

Di satu sisi, Ririn tidak memungkiri sebelumnya hanya sekali melakukan konseling. Namun ia berdalih, pendampingan selanjutnya diserahkan ke lingkungan MD terdekat, antara lain keluarga, Rukun Tangga (RT), dan Perangkat Desa setempat.

“Permasalahannya tidak berhenti di situ [pendampingan] saja. Kami memohon koordinasi dan komunikasi perkembangan si anak [MD]. Tapi selanjutnya tidak ada komunikasi, sehingga kami pikir permasalahannya sudah selesai. Sampai kemudian kemarin Jumat, kami mendapat info kalau korban hamil, depresi dan ingin bunuh diri. Baru setelah itu, berdasar arahan Kepala DPPKB P3A Wonogiri, kami mengadakan konseling,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya