SOLOPOS.COM - Direktur Pengembangan Sekolah Pradita Dirgantara, Dwi Agus Yuliantoro, di area SMA Pradita Dirgantara, Senin (29/8/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Direktur Pengembangan Sekolah SMA Pradita Dirgantara, di Ngemplak, Boyolali, Dwi Agus Yuliantoro, memiliki latar belakang pendidik yang cukup bergengsi.

Dwi merupakan alumni Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kemudian, ia mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan master di Michigan State University, Amerika Serikat, dengan jurusan Curriculum and Teaching.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah lulus, ia dilarang pulang dan ditawari oleh universitasnya untuk membantu mengembangkan program bernama Global Educators Cohort Program (GECP) sambil mendapatkan beasiswa S3.

Dwi pun menempuh pendidikan selanjutnya masih di Michigan State University dengan jurusan Curriculum, Teaching, and Educational Policy sambil menjalankan proyek tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jadi itu S1 untuk membangun guru-guru supaya bisa mengajar di sekolah internasional di seluruh dunia. Mereka membangun itu tapi perlu orang dengan latar belakang global,” terang dia kepada wartawan saat dijumpai di kantornya, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Gratiskan Biaya Sekolah, Ini Sumber Dana SMA Pradita Dirgantara Boyolali

Dwi mengatakan dirinya tinggal lama di Amerika dengan karier di bidang pendidikan internasional. Beberapa negara sempat disambanginya seperti Kanada, dan Australia. Total, sudah belasan tahun dia malang melintang di dunia pendidikan internasional.

Saat disinggung apa yang membuatnya kembali ke Indonesia, Dwi mengaku kisahnya berawal saat diundang oleh kolega dari Indonesia ketika dia masih di Australia.

“Di acara tersebut saya ketemu Bu Hadi [Nanny Hadi Tjahjanto], pada saat itu Pak Hadi sebagai panglima TNI. Salah satu founding father [SMA Pradita Dirgantara] Pak Hadi dan Bu Hadi. Saya sempat bertemu beliau dan berdiskusi segala macam,” cerita Dwi.

Dwi menceritakan, dari diskusi tersebut, diminta bantuannya untuk mengembangkan SMA Pradita Dirgantara dan pada akhirnya ia diminta untuk mengawal direktorat pengembangan sekolah.

Dwi mengakui kembalinya ke Indonesia khusus untuk mengembangkan SMA Pradita Dirgantara.

Baca juga: Meski Gratis, Ini Sederet Fasilitas yang Ada di SMA Pradita Dirgantara Boyolali

“Saya sangat terkesan dengan visi Ibu Nanny sewaktu bertemu beliau. Ibu Nanny ingin membangun sekolah yang bisa menjadi rujukan model sekolah di Indonesia yang baik dan berkualitas di Indonesia,” kata Dwi.

“Makanya beliau mendirikan Pradita, kalau bukan karena Bu Nanny saya enggak kembali,” tambah dia.

Dwi mengungkapkan dari kebersamaan dengan Bu Nanny, ia terinspirasi bergabung mengembangkan SMA Pradita Dirgantara. Ia kemudian kembali ke Indonesia pada 2019 untuk menjadi Direktur Pengembangan Sekolah SMA Pradita Dirgantara.

Pengembangan 

Dwi mengaku ia masih memiliki pekerjaan rumah untuk mencapai cita-cita SMA Pradita Dirgantara menjadi yang terbaik di Indonesia dan dunia.

Baca juga: 60% Guru SMA Pradita Dirgantara Lulusan S2, Separuhnya dari Kampus Luar Negeri

“Alhamdulillah secara nasional kami telah mendapatkan pengakuan publik maupun institusi. Namun, kami masih memiliki banyak PR untuk menjadikan sekolah ini benar-benar sekolah model,” kata Dwi.

“Bukan hanya model prestasi, tapi sekolah model ketika melihat lulusan kami berada di masyarakat dan memegang posisi pucuk pimpinan,” jelas Dwi.

Ia ingin masyarakat dapat melihat lulusan SMA Pradita Dirgantara memang benar-benar menghasilkan para pemimpin masa depan.

Tak hanya pemimpin biasa, kata Dwi, tapi pemimpin yang secara intelektual berkembang maksimal tapi juga memiliki karakter atau pribadi yang baik.

Namun, ia mengungkapkan mimpi pertamanya saat bergabung dengan SMA Pradita Dirgantara tersebut adalah ingin membuat semua guru di sekolahnya menjadi master teacher di tingkat nasional.

Baca juga: Daftar 5 SMA Terbaik di Jateng Tahun 2022 serta Profilnya



“Saya ingin SMA Pradita ini menjadi center of excellent dalam bidang penelitian di dunia pendidikan. Serta menjadi best practice of teaching. Jadi orang melihatnya tidak sekadar SMA yang bagus, tapi lulusan yang bagus, kurikulum yang bagus, dan guru yang berkualitas,” terang dia.

Ia merencanakan pondasi berupa guru-guru yang berkualitas akan tercapai dalam lima tahun dia bergabung dengan SMA Pradita Dirgantara. Artinya, ia ingin pondasi tersebut selesai dibuat pada 2024.

“Kalau pondasinya sudah bagus, insyaallah enggak hanya lari, kami terbang pun bisa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya